Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai pembangunan ruang rawat inap kelas 3 RSUD Kota Bogor menghadapi dinamika dan sampai dikawal oleh tiga direktur utama, maupun forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda).
Bima Arya Sugiarto mengatakan hal itu, saat meresmikan selesainya pembangunan ruang rawat inap kelas 3 RSUD Kota Bogor, di area parkir RSUD Kota Bogor, Kamis.
Menurut Bima Arya, pembangunan ruang rawat inap kelas 3, dibangun selama kepemimpinan tiga direktur utama, yakni Dewi Basamala, Rubaiah, dan Ilham Chaidir. "Ini menunjukkan pembangunan ruang rawat inap di RSUD ini cukup lama," katanya.
Bima menambahkan, dirinya sebagai wali kota sudah beberapa kali melakukan peninjauan pada saat ruang rawat inap di RSUD ini sedang dibangun. "Kualitas bangunannya bagus, tapi karena terlambatnya proses lelang, maka pelaksanaan pembangunannya terlambat," katanya.
Pada kesempatan itu, Bima juga mengingatkan, belajar dari proyek pembangunan ruang rawat inap di RSUD Kota Bogor yang terlambat, maka proyek pembangunan fisik lainnya, harus dilakukan tepat waktu, tidak boleh terlambat.
"Lelang proyek harus dilakukan sejak awal tahun sampai April, sehingga pekerjaan proyek sudah bisa dikerjakan sejak Mei. Paling lambat Juni, pekerjaan proyek harus sudah mulai dikerjakan," katanya.
Proyek pembangunan yang anggarannya bersumber dari APBN dan APBD harus sudah selesai pada Desember, tapi pembangunan RSUD Kota Bogor ini terlambat hingga pekan ketiga Januari.
Proyek pembangunan ruang rawat inap kelas 3 RSUD Kota Bogor, anggarannya sekitar Rp89 miliar yakni bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat Rp58 miliar dan dari APBD Kota Bogor Rp31 miliar.