Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan keamanan dan keselamatan pemudik saat pulang kampung untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah menjadi prioritas Pemprov Jawa Barat.
"Pemprov Jawa Barat menjamin keamanan dan keselamatan arus mudik serta balik tahun ini. Sejumlah antisipasi sudah diterapkan, baik di jalur tol maupun non tol, mulai dari regulasi sampai tim pengamanan di lapangan," kata Gubernur Emil seusai meninjau Pos Terpadu Cikopo di Kabupaten Purwakarta bersama Menteri Perhubungan RI, Menteri Kesehatan RI, Panglima TNI, dan Kapolri, Jumat.
Menurut Emil isu mudik menjadi atensi Pemprov Jawa Barat, terlebih Provinsi Jawa Barat menjadi daerah lintasan pergerakan lalu lintas dan angkutan mudik di Pulau Jawa.
"Jawa Barat ini provinsi yang terdampak mudik nasional paling besar. Menjadi lintasan ke arah Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun ke arah Sumatera," kata dia.
Emil juga memaparkan sejumlah langkah yang telah ditempuh Pemprov Jawa Barat maupun Pemerintah Pusat guna meningkatkan kualitas pengamanan arus mudik dan balik pada edisi ini.
Salah satunya adalah kebijakan one way yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan.
Kebijakan tersebut, ujar Emil, memudahkan pihak keamanan untuk mengurai tumpukan kendaraan di satu titik. Tinggal bagaimana pihak keamanan menentukan titik-titik one way maupun contra flow, sekaligus waktu penerapannya.
"One way sangat membantu ditambah Trans Jawa Utara sudah selesai. Mudik tahun ini seharusnya aman, meskipun ada tambahan sekian persen dari penumpang pesawat udara yang berpindah ke darat. Manajemen dan diskresi nanti ada di Polantas dan kepolisian untuk menentukan titik one way, titik contra flow," katanya.
Perhatian Pemprov Jawa Barat juga tertuju pada jalur-jalur non tol sebab di jalur tersebut tingkat kecelakaan tergolong besar, khususnya pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua.
Maka itu, dia mengimbau agar pemudik yang menempuh jarak lebih dari 100 kilometer tak menggunakan kendaraan roda dua.
Tak hanya itu, untuk menekan jumlah volume kendaraan, Pemprov Jawa Barat menggagas mudik gratis dengan menyediakan 354 bus yang rencananya akan diberangkatkan secara serentak pada Sabtu 1 Juni 2019 serta satu rangkaian kereta api.
Antisipasi berikutnya adalah di jalur-jalur non tol yang banyak pasar-pasar dan pihaknya sudah koordinasi dengan kepala daerah, salah satunya mengkompensasi, misalkan becak atau delman yang memperlambat arus lalu lintas diliburkan.
"Tapi, dibayar per hari sesuai dengan kebutuhan standar di daerahnya," lanjutnya.
Selain itu, Emil mengatakan bahwa Pemprov Jawa Barat punya tantangan pasca salat Idul Fitri, yakni lonjakan volume kendaraan menuju tempat-tempat wisata.
Untuk mengantisipasinya, Pemprov Jawa Barat berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Barat dan Kepala Daerah.
"Untuk alur kemacetan mudik gara-gara wisata itu tertangani dengan baik. Dan manajemen arus balik ini satu arah, contra flow, juga dilakukan dengan metode yang berbeda," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil imbau pemudik hindari rest area, ini alasannya
Baca juga: 200 ribu kendaraan tinggalkan Jakarta hingga H-5 Lebaran
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pemprov Jawa Barat menjamin keamanan dan keselamatan arus mudik serta balik tahun ini. Sejumlah antisipasi sudah diterapkan, baik di jalur tol maupun non tol, mulai dari regulasi sampai tim pengamanan di lapangan," kata Gubernur Emil seusai meninjau Pos Terpadu Cikopo di Kabupaten Purwakarta bersama Menteri Perhubungan RI, Menteri Kesehatan RI, Panglima TNI, dan Kapolri, Jumat.
Menurut Emil isu mudik menjadi atensi Pemprov Jawa Barat, terlebih Provinsi Jawa Barat menjadi daerah lintasan pergerakan lalu lintas dan angkutan mudik di Pulau Jawa.
"Jawa Barat ini provinsi yang terdampak mudik nasional paling besar. Menjadi lintasan ke arah Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun ke arah Sumatera," kata dia.
Emil juga memaparkan sejumlah langkah yang telah ditempuh Pemprov Jawa Barat maupun Pemerintah Pusat guna meningkatkan kualitas pengamanan arus mudik dan balik pada edisi ini.
Salah satunya adalah kebijakan one way yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan.
Kebijakan tersebut, ujar Emil, memudahkan pihak keamanan untuk mengurai tumpukan kendaraan di satu titik. Tinggal bagaimana pihak keamanan menentukan titik-titik one way maupun contra flow, sekaligus waktu penerapannya.
"One way sangat membantu ditambah Trans Jawa Utara sudah selesai. Mudik tahun ini seharusnya aman, meskipun ada tambahan sekian persen dari penumpang pesawat udara yang berpindah ke darat. Manajemen dan diskresi nanti ada di Polantas dan kepolisian untuk menentukan titik one way, titik contra flow," katanya.
Perhatian Pemprov Jawa Barat juga tertuju pada jalur-jalur non tol sebab di jalur tersebut tingkat kecelakaan tergolong besar, khususnya pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua.
Maka itu, dia mengimbau agar pemudik yang menempuh jarak lebih dari 100 kilometer tak menggunakan kendaraan roda dua.
Tak hanya itu, untuk menekan jumlah volume kendaraan, Pemprov Jawa Barat menggagas mudik gratis dengan menyediakan 354 bus yang rencananya akan diberangkatkan secara serentak pada Sabtu 1 Juni 2019 serta satu rangkaian kereta api.
Antisipasi berikutnya adalah di jalur-jalur non tol yang banyak pasar-pasar dan pihaknya sudah koordinasi dengan kepala daerah, salah satunya mengkompensasi, misalkan becak atau delman yang memperlambat arus lalu lintas diliburkan.
"Tapi, dibayar per hari sesuai dengan kebutuhan standar di daerahnya," lanjutnya.
Selain itu, Emil mengatakan bahwa Pemprov Jawa Barat punya tantangan pasca salat Idul Fitri, yakni lonjakan volume kendaraan menuju tempat-tempat wisata.
Untuk mengantisipasinya, Pemprov Jawa Barat berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Barat dan Kepala Daerah.
"Untuk alur kemacetan mudik gara-gara wisata itu tertangani dengan baik. Dan manajemen arus balik ini satu arah, contra flow, juga dilakukan dengan metode yang berbeda," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil imbau pemudik hindari rest area, ini alasannya
Baca juga: 200 ribu kendaraan tinggalkan Jakarta hingga H-5 Lebaran
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019