PT PLN (Persero) akan terus berupaya memperluas efektivitas penggunaan kompor listrik-induksi karena kompor dengan energi listrik ramah lingkungan.
"Menggunakan kompor listrik akan lebih aman, karena terhindar dari bahaya kebakaran, keuntungan lainnya yakni penggunaan kompor listrik lebih mudah, karena energi listriknya sudah disediakan oleh PLN," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin disela-sela peluncuran Program Konversi Kompor Gas ke Listrik, di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Amir menjelaskan yang dimaksud dengan aman di sini ialah dalam makna secara lebih luas yakni dari segi energi buang, maka menggunakan energi listrik dalam memasak dan juga berarti aman, dalam arti, praktis tidak ada gas buang (reduksi) yang akan mengakibatkan polusi.
Selain mudah, lanjut dia, produktivitas bagi pengusaha UMKM lebih meningkat karena dengan suhu panas yang merata secara stabil, waktu memasak menjadi lebih singkat.
Amir juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat yang diresmikan hari ini.
Saat ini, menurut dia, konsumsi energi listrik di Indonesia baru mencapai 1.064 kWh per kapita.
Dia mengatakan angka ini menempatkan Indonesia masih di bawah negara ASEAN lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapore dan Thailand.
"Dengan didorongnya masyarakat Jawa Barat untuk beralih ke kompor listrik pada hari ini, kami berharap konsumsi listrik per kapita akan semakin meningkat." kata Amir.
Pada acara peluncurkan tersebut dilakukan pemberiaan secara simbolis bantuan 4.130 kompor listrik kepada masyarakat dengan daya listrik 900 VA di sembilan kabupaten dan tiga kota, meliputi 75 kecamatan dan 212 desa/kelurahan di seluruh Jawa Barat melalui mekanisme CSR.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono Program Konversi Kompor Gas ke Listrik merupakan inisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung kebijakan Pemerintah kepada masyarakat khususnya sektor rumah tangga dan komersial untuk menggunakan kompor listrik.
Selain untuk mendorong peningkatan konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat, Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat ini diluncurkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gas elpiji.
"Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah mendorong penggunaan kompor listrik untuk mengurangi pemakaian gas," kata dia.
Mou PLN-Pemprov
Pada acara tersebut PT PLN (Persero) melakukan penandatangan MoU dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang penyelenggaraan sektor energi dan ketenagalistrikan di Jawa Barat.
Kehandalan dan ketersediaan suplay listrik untuk meningkatkan taraf hidup pada sektor ekonomi maupun sosial menjadi dasar penandatanganan nota kesepakatan bersama antara PLN dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum (diwakili Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa).
Amir mengatakan kesepakatan tersebut merupakan perwujudan dari komitmen kedua belah pihak dalam percepatan peningkatan infrastruktur energi dan listrik.
Melalui kesepakatan tersebut, kata Amir, diharapkan tercipta sinergi yang semakin baik dalam bidang energi dan ketenagalistrikan antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan PLN serta dukungan dari seluruh stakeholder yang terkait.
Baca juga: PLN jaring bibit unggul di ITB
Baca juga: PLN Jabar tanam 3.085 pohon di pesantren Bukit Citarik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Menggunakan kompor listrik akan lebih aman, karena terhindar dari bahaya kebakaran, keuntungan lainnya yakni penggunaan kompor listrik lebih mudah, karena energi listriknya sudah disediakan oleh PLN," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin disela-sela peluncuran Program Konversi Kompor Gas ke Listrik, di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Amir menjelaskan yang dimaksud dengan aman di sini ialah dalam makna secara lebih luas yakni dari segi energi buang, maka menggunakan energi listrik dalam memasak dan juga berarti aman, dalam arti, praktis tidak ada gas buang (reduksi) yang akan mengakibatkan polusi.
Selain mudah, lanjut dia, produktivitas bagi pengusaha UMKM lebih meningkat karena dengan suhu panas yang merata secara stabil, waktu memasak menjadi lebih singkat.
Amir juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat yang diresmikan hari ini.
Saat ini, menurut dia, konsumsi energi listrik di Indonesia baru mencapai 1.064 kWh per kapita.
Dia mengatakan angka ini menempatkan Indonesia masih di bawah negara ASEAN lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapore dan Thailand.
"Dengan didorongnya masyarakat Jawa Barat untuk beralih ke kompor listrik pada hari ini, kami berharap konsumsi listrik per kapita akan semakin meningkat." kata Amir.
Pada acara peluncurkan tersebut dilakukan pemberiaan secara simbolis bantuan 4.130 kompor listrik kepada masyarakat dengan daya listrik 900 VA di sembilan kabupaten dan tiga kota, meliputi 75 kecamatan dan 212 desa/kelurahan di seluruh Jawa Barat melalui mekanisme CSR.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono Program Konversi Kompor Gas ke Listrik merupakan inisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung kebijakan Pemerintah kepada masyarakat khususnya sektor rumah tangga dan komersial untuk menggunakan kompor listrik.
Selain untuk mendorong peningkatan konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat, Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat ini diluncurkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gas elpiji.
"Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah mendorong penggunaan kompor listrik untuk mengurangi pemakaian gas," kata dia.
Mou PLN-Pemprov
Pada acara tersebut PT PLN (Persero) melakukan penandatangan MoU dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang penyelenggaraan sektor energi dan ketenagalistrikan di Jawa Barat.
Kehandalan dan ketersediaan suplay listrik untuk meningkatkan taraf hidup pada sektor ekonomi maupun sosial menjadi dasar penandatanganan nota kesepakatan bersama antara PLN dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum (diwakili Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa).
Amir mengatakan kesepakatan tersebut merupakan perwujudan dari komitmen kedua belah pihak dalam percepatan peningkatan infrastruktur energi dan listrik.
Melalui kesepakatan tersebut, kata Amir, diharapkan tercipta sinergi yang semakin baik dalam bidang energi dan ketenagalistrikan antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan PLN serta dukungan dari seluruh stakeholder yang terkait.
Baca juga: PLN jaring bibit unggul di ITB
Baca juga: PLN Jabar tanam 3.085 pohon di pesantren Bukit Citarik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019