Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) di SLB Negeri A Kota Bandung di Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Selasa.
Tahun ini ada 13 siswa di Wyata Guna mendapat pendampingan saat UN.
Para siswa ditempatkan di tiga kelas berbeda. Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, bahwa pelaksanaan UN SMALB di Wyata Guna berjalan dengan baik.
Peserta mendapat pelayanan sesuai denga prosedur, bahkan ada beberapa peserta ujian yang mendapat pendampingan secara langsung.
"Saya lihat penyelenggaraan di Wyata Guna ini sangat baik, semua anak-anak yang kebutuhannya berbeda dilayani sesuai dengan prosedur dan cara yang baik, yang multipel," kata Emil.
"Ada beberapa penyandang disabilitas juga dilakukan pendampingan secara lisan, kemudian yang tuna netra tadi saya lihat lancar membaca soal-soal braillenya," lanjutnya.
Lulusan kerja diperbankan
Secara khusus, Ridwan Kamil mengapresiasi keberhasilan tiga lulusan SMALB dari SLB Negeri A Kota Bandung yang sudah bekerja di sektor perbankan di Jakarta.
Menurut Emil, ini menandakan pendidikan inklusi di Jawa Barat memiliki standar yang baik untuk diterapkan dalam berbagai bidang pekerjaan.
"Jadi, ini menandakan inklusi ini insyaallah sudah menjadi sebuah hal yang kita jadikan standar baik dalam pendidikan sekolah inklusi maupun pekerjaan," ujar Emil.
"Dan ini membuktikan selama individu itu mampu, tidak boleh ada diskriminasi, karena semua manusia Allah SWT ciptakan dengan keunikan masing- masing," tambahnya.
Sektor industri perbankan saat ini memiliki jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh penyandang disabilitas, seperti customer service dan bidang pekerjaan lain yang memerlukan skill komputer secara khsusus.
"Dan tahun ini rencananya juga sudah ada kesediaan sekitar delapan bank nasional yang juga siap menerima mereka-mereka yang disabilitas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Tahun ini ada 13 siswa di Wyata Guna mendapat pendampingan saat UN.
Para siswa ditempatkan di tiga kelas berbeda. Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, bahwa pelaksanaan UN SMALB di Wyata Guna berjalan dengan baik.
Peserta mendapat pelayanan sesuai denga prosedur, bahkan ada beberapa peserta ujian yang mendapat pendampingan secara langsung.
"Saya lihat penyelenggaraan di Wyata Guna ini sangat baik, semua anak-anak yang kebutuhannya berbeda dilayani sesuai dengan prosedur dan cara yang baik, yang multipel," kata Emil.
"Ada beberapa penyandang disabilitas juga dilakukan pendampingan secara lisan, kemudian yang tuna netra tadi saya lihat lancar membaca soal-soal braillenya," lanjutnya.
Lulusan kerja diperbankan
Secara khusus, Ridwan Kamil mengapresiasi keberhasilan tiga lulusan SMALB dari SLB Negeri A Kota Bandung yang sudah bekerja di sektor perbankan di Jakarta.
Menurut Emil, ini menandakan pendidikan inklusi di Jawa Barat memiliki standar yang baik untuk diterapkan dalam berbagai bidang pekerjaan.
"Jadi, ini menandakan inklusi ini insyaallah sudah menjadi sebuah hal yang kita jadikan standar baik dalam pendidikan sekolah inklusi maupun pekerjaan," ujar Emil.
"Dan ini membuktikan selama individu itu mampu, tidak boleh ada diskriminasi, karena semua manusia Allah SWT ciptakan dengan keunikan masing- masing," tambahnya.
Sektor industri perbankan saat ini memiliki jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh penyandang disabilitas, seperti customer service dan bidang pekerjaan lain yang memerlukan skill komputer secara khsusus.
"Dan tahun ini rencananya juga sudah ada kesediaan sekitar delapan bank nasional yang juga siap menerima mereka-mereka yang disabilitas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019