Cirebon (Antaranews Jabar) - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengatakan pemilihan umum (pemilu) saat ini sudah menjurus menjadi ajang bermusuhan, bukan lagi untuk mencari pemimpin, sehingga perlu gerakan untuk meredakan ketegangan.
"Pemilu saat ini sebagai sarana atau ajang bermusuhan, bukan ajang mencari pemimpin," kata Mahfud MD, di Cirebon, Selasa, saat menghadiri Dialog Kebangsaan Seri III yang diadakan di Stasiun Cirebon.
Menurutnya, gagasan digelar Jelajah Kebangsaan ini merupakan kesadaran bersama bahwa menjelang pemilu sangat banyak masalah yang menerpa bangsa, sehingga Pemilu 2019 bukan lagi sebagai ajang mencari pemimpin.
Tidak hanya itu, katanya pula, pemilu juga sudah menjurus ke arah perpecahan antarikatan primodial dan muncul politik identitas.
"Karena pemilu ini seakan-akan menjadikan pertengkaran antara pendukung si A dan si B, agama ini agama itu, suku ini suku itu, ras ini ras itu, ini sudah mulai muncul dan ini perlu diredakan sebelum menjadi penyakit bangsa," ujarnya pula.
Dengan kondisi yang seperti sekarang ini, menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Periode 2008-2013, perlu ada gagasan yang bisa kembali merajut kebangsaan.
Sebelum semua gejala perpecahan yang disebabkan pemilu menjadi penyakit bangsa, maka gerakan ini muncul untuk mengantisipasi dan meredakan ketegangan-ketegangan yang ada di masyarakat.
"Itu semua baru gejala, memang belum menjadi penyakit yang sesungguhnya dan ini (kalau tidak diantisipasi) bisa menjadi penyakit bangsa ini," katanya lagi.
KAI bekerja sama dengan Gerakan Suluh Kebangsaan mengadakan Jelajah Kebangsaan dengan rute dari Merak ke Banyuwangi.
Acara tersebut bertujuan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka memperkokoh NKRI.
Baca juga: Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi
Baca juga: Ridwan Kamil: Indonesia akan hebat jika kompak dan bersatu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pemilu saat ini sebagai sarana atau ajang bermusuhan, bukan ajang mencari pemimpin," kata Mahfud MD, di Cirebon, Selasa, saat menghadiri Dialog Kebangsaan Seri III yang diadakan di Stasiun Cirebon.
Menurutnya, gagasan digelar Jelajah Kebangsaan ini merupakan kesadaran bersama bahwa menjelang pemilu sangat banyak masalah yang menerpa bangsa, sehingga Pemilu 2019 bukan lagi sebagai ajang mencari pemimpin.
Tidak hanya itu, katanya pula, pemilu juga sudah menjurus ke arah perpecahan antarikatan primodial dan muncul politik identitas.
"Karena pemilu ini seakan-akan menjadikan pertengkaran antara pendukung si A dan si B, agama ini agama itu, suku ini suku itu, ras ini ras itu, ini sudah mulai muncul dan ini perlu diredakan sebelum menjadi penyakit bangsa," ujarnya pula.
Dengan kondisi yang seperti sekarang ini, menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Periode 2008-2013, perlu ada gagasan yang bisa kembali merajut kebangsaan.
Sebelum semua gejala perpecahan yang disebabkan pemilu menjadi penyakit bangsa, maka gerakan ini muncul untuk mengantisipasi dan meredakan ketegangan-ketegangan yang ada di masyarakat.
"Itu semua baru gejala, memang belum menjadi penyakit yang sesungguhnya dan ini (kalau tidak diantisipasi) bisa menjadi penyakit bangsa ini," katanya lagi.
KAI bekerja sama dengan Gerakan Suluh Kebangsaan mengadakan Jelajah Kebangsaan dengan rute dari Merak ke Banyuwangi.
Acara tersebut bertujuan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka memperkokoh NKRI.
Baca juga: Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi
Baca juga: Ridwan Kamil: Indonesia akan hebat jika kompak dan bersatu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019