Garut (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menjajaki kerja sama dengan perusahaan dari Korea Selatan dalam pengelolaan sampah di Garut agar bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat termasuk pemanfaatan untuk energi listrik.
"Pertemuan dengan Korea Selatan itu masalah sampah, rencananya akan ada kerja sama dalam pengolahan sampah," kata Bupati Garut Rudy Gunawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan, pihak Korea Selatan memiliki tekonologi yang mampu mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna seperti menghasilkan energi listrik yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.
Korsel tertarik berinvestasi di Garut, untuk itu terlebih dahulu akan menunjukan keunggulan teknologi pengolahan sampah yang dibuatnya itu.
"Mereka mau investasi ke kita jadi minta ekspos, punya teknologi yang menghasilkan listrik," kata politisi Partai Gerindra itu.
Ia mengungkapkan, tahapan kerjasama itu masih dalam perbincangan, termasuk pertimbangan produksi sampah di Kabupaten Garut yang belum terlalu banyak untuk memenuhi kebutuhan ideal teknologi tersebut.
Namun kerja sama itu, kata dia, tentunya harus dipertimbangkan karena sampah menjadi persoalan pemerintah yang harus diselesaikan agar tidak memberikan dampak buruk terhadap masyarakat.
"Teknologi itu harus ada di Garut, karena nantinya sampah diolah dan akan diproses langsung," katanya.
Ia menambahkan, selama ini sampah dari beberapa daerah Garut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing yang kondisinya sudah tidak ideal lagi sehingga membutuhkan TPA lain untuk menampung sampah di Garut.
Pemkab Garut, kata dia, rencananya akan mengangkut sampah ke TPA Legok Nangka di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jabar.
"TPA Garut tidak memenuhi syarat, sementara yang di Legok Nangka belum dapat dimulai katanya mundur tiga tahun," kata Rudy.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pertemuan dengan Korea Selatan itu masalah sampah, rencananya akan ada kerja sama dalam pengolahan sampah," kata Bupati Garut Rudy Gunawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan, pihak Korea Selatan memiliki tekonologi yang mampu mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna seperti menghasilkan energi listrik yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.
Korsel tertarik berinvestasi di Garut, untuk itu terlebih dahulu akan menunjukan keunggulan teknologi pengolahan sampah yang dibuatnya itu.
"Mereka mau investasi ke kita jadi minta ekspos, punya teknologi yang menghasilkan listrik," kata politisi Partai Gerindra itu.
Ia mengungkapkan, tahapan kerjasama itu masih dalam perbincangan, termasuk pertimbangan produksi sampah di Kabupaten Garut yang belum terlalu banyak untuk memenuhi kebutuhan ideal teknologi tersebut.
Namun kerja sama itu, kata dia, tentunya harus dipertimbangkan karena sampah menjadi persoalan pemerintah yang harus diselesaikan agar tidak memberikan dampak buruk terhadap masyarakat.
"Teknologi itu harus ada di Garut, karena nantinya sampah diolah dan akan diproses langsung," katanya.
Ia menambahkan, selama ini sampah dari beberapa daerah Garut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing yang kondisinya sudah tidak ideal lagi sehingga membutuhkan TPA lain untuk menampung sampah di Garut.
Pemkab Garut, kata dia, rencananya akan mengangkut sampah ke TPA Legok Nangka di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jabar.
"TPA Garut tidak memenuhi syarat, sementara yang di Legok Nangka belum dapat dimulai katanya mundur tiga tahun," kata Rudy.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019