Jakarta (Antaranews Jabar) - Pengembangan Desa Wisata Kertajaya Creative Destination di Kampung Sodong, Desa Kertajaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, mendapat apresiasi dari pemerhati dan aktivis lingkungan hidup.
Menurut aktivis lingkungan Berry Nahdian Furqon, desa yang dibina Pertamina Berdikari, salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina tersebut, layak diapresiasi karena mengintegrasikan konsep ramah lingkungan dan wisata.
"Selain memberi penghargaan, pemerintah juga dapat menjadikan desa tersebut sebagai percontohan bagi desa-desa lain," kata Berry Nahdian di Jakarta, Senin.
Desa Kertajaya Creative Destination, binaan Pertamina Terminal BBM Bandung Group mendapat penghargaan Proper untuk kategori emas. Proper adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan.
Penghargaan kategori emas tersebut diserahkan pada Malam Penganugerahan Proper periode 2017-2018, Kamis (27/12) di Jakarta oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya.
Menurut Berry, desa tersebut memang layak menjadi contoh sebab banyak sekali keuntungan ekonomi dan lingkungan dari pengimplementasian desa wisata ramah lingkungan itu.
Salah satunya, upaya efisiensi dalam penggunaan energi alternatif melalui penggunaan "Wind Turbine" atau kincir angin, yakni pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan energi angin.
Dia juga menyatakan bahwa desa wisata yang dikembangkan akan memicu aktivitas ekonomi, misalnya , melalui kunjungan wisatawan lokal dan asing. Dan pergerakan roda ekonomi tersebut, tentu akan menambah pendapatan masyarakat.
Sementara dari aspek lingkungan, Berry yang juga mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia mengatakan desa binaan tersebut bisa mengurangi bahan-bahan yang berbahaya, contohnya program diet kantong plastik. Selain itu, juga sampah segel mobil yang didaur ulang dan disulap menjadi berbagai kerajinan bernilai ekonomis dan bahkan dapat diekspor.
"Daur ulang sampah ini sangat bagus bagi lingkungan. Dan ini mencegah adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan, Inilah manfaat wisata terpadu antara ekonomi dengan aktivitas yang ramah lingkungan," kata melalui keterangan tertulisnya.
Mengutip data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Berry mengatakan, produksi sampah plastik Indonesia menduduki peringkat kedua sampah domestik yaitu 5,4 juta ton per tahun.
Selain persoalan ekonomi dan lingkungan, Berry juga mengapresiasi Pertamina yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat melalui desa tersebut.
"Ini sudah bagus. Tapi kebijakan ini sebaiknya jadi kebijakan yang lebih luas tidak hanya pilot project sehingga kolaborasi dengan masyarakat lebih kuat dan lebih luas," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Menurut aktivis lingkungan Berry Nahdian Furqon, desa yang dibina Pertamina Berdikari, salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina tersebut, layak diapresiasi karena mengintegrasikan konsep ramah lingkungan dan wisata.
"Selain memberi penghargaan, pemerintah juga dapat menjadikan desa tersebut sebagai percontohan bagi desa-desa lain," kata Berry Nahdian di Jakarta, Senin.
Desa Kertajaya Creative Destination, binaan Pertamina Terminal BBM Bandung Group mendapat penghargaan Proper untuk kategori emas. Proper adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan.
Penghargaan kategori emas tersebut diserahkan pada Malam Penganugerahan Proper periode 2017-2018, Kamis (27/12) di Jakarta oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya.
Menurut Berry, desa tersebut memang layak menjadi contoh sebab banyak sekali keuntungan ekonomi dan lingkungan dari pengimplementasian desa wisata ramah lingkungan itu.
Salah satunya, upaya efisiensi dalam penggunaan energi alternatif melalui penggunaan "Wind Turbine" atau kincir angin, yakni pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan energi angin.
Dia juga menyatakan bahwa desa wisata yang dikembangkan akan memicu aktivitas ekonomi, misalnya , melalui kunjungan wisatawan lokal dan asing. Dan pergerakan roda ekonomi tersebut, tentu akan menambah pendapatan masyarakat.
Sementara dari aspek lingkungan, Berry yang juga mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia mengatakan desa binaan tersebut bisa mengurangi bahan-bahan yang berbahaya, contohnya program diet kantong plastik. Selain itu, juga sampah segel mobil yang didaur ulang dan disulap menjadi berbagai kerajinan bernilai ekonomis dan bahkan dapat diekspor.
"Daur ulang sampah ini sangat bagus bagi lingkungan. Dan ini mencegah adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan, Inilah manfaat wisata terpadu antara ekonomi dengan aktivitas yang ramah lingkungan," kata melalui keterangan tertulisnya.
Mengutip data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Berry mengatakan, produksi sampah plastik Indonesia menduduki peringkat kedua sampah domestik yaitu 5,4 juta ton per tahun.
Selain persoalan ekonomi dan lingkungan, Berry juga mengapresiasi Pertamina yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat melalui desa tersebut.
"Ini sudah bagus. Tapi kebijakan ini sebaiknya jadi kebijakan yang lebih luas tidak hanya pilot project sehingga kolaborasi dengan masyarakat lebih kuat dan lebih luas," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018