Bandung (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung intensif mengupayakan penyelesaian penataan pedagang kaki lima (PKL) di wilayah Cicadas yang membuat kawasan tersebut kumuh dan tidak memiliki estetika.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, yang juga menjabat sebagai Satgasus PKL, Jumat, kembali menawarkan konsep penataan seperti eksisting tenda di kiri dan kanan agar tidak terlalu menutup trotoar.

"Ada harapan lagi dari mereka terhadap konsep yang sudah ditawarkan. Kita masih mencari titik temu, terus kita proses," katanya.

Konsep ini ditawarkan Yana saat bertemu dengan perwakilan PKL di Balaikota Bandung. Awalnya, satu kios pedagang hampir menutupn seluruh ruas trotoar yang membuat hak para pejalan kaki terhalangi.

Namun, kali ini Pemkot menawarkan agar kios para pedagang tidak berada dalam satu sisi ruas saja, melainkan dipisah menjadi dua bagian yang saling berhadapan.

Sebagai konsekuensinya, para pedagang dengan sukarela harus menerima bahwa lebar tempat jualannya menjadi lebih pendek dari 1,5 meter.

"Ruang kios mereka siap mengecil menjadi sekitar 75CM, tetapi di beberapa titik saling berhadapan. Pastinya, tetap ukuran totalnya 1,5 meter karena mempunyai dua muka," katanya.

Menurut Yana, hak pejalan kaki sebagai calon potensial konsumen harus tetap terpenuhi. Untuk itu, melalui Dinas Tata Ruang, desainnya masih dikaji terus. Karena dikonsep awal desainnya hanya satu baris di sisi trotoar yang menempel ke bahu jalan.

"Mudah-mudahan tinggal sekali lagi ketemu, itu pun di lapangan. Nanti saya ke lapangan, Insya Allah Desember, doakan saja. Inginnya lebih cepat lebih baik," katanya.

PKL di Cicadas berjumlah 602 orang di koridor jalan Tekstil sampai jalan Cikutra sepanjang 500 meter, dengan lebar trotoar tersempit 3 meter dan terluas sekitar 5 meter.

Nantinya akan ada ruang minimal 1,5 meter untuk pejalan kaki. Dengan demikian, baik pedagang, pembeli, pejalan kaki, dan pemilik toko tidak ada yang dirugikan.


 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018