Cianjur (Antaranews Jabar) - Pedagang pakan ternak di Cianjur, Jawa Barat, mengeluh karena harga pakan dari distributor tidak menentu setiap harinya.

Irman (46) seorang pedagang pakan pada wartawan Selasa, di Cianjur, mengatakan sejak beberapa pekan terakhir harga beli pakan dari distributor tidak menentu bahkan setiap harinya harga berubah.

"Sejak tiga bulan yang lalu sudah terjadi kenaikan harga pakan dari tingkat agen atau distributor. Namun pekan ini harga tidak menentu dan terus merangkak naik," katanya.

Pasalnya Cianjur merupakan daerah dengan lahan yang potensial untuk bisnis peternakan, sehingga banyak warga dan pendatang yang ?menginvestasikan modalnya untuk membuka bisnis peternakan.

Ia menjelaskan harga pakan ayam premium saat ini dijual Rp400 ribu yang sebelumnya hanya Rp350 ribu per karung dengan berat 50 kilogram.

Sedangkan harga pakan ikan pabrikan Charoen Phokphand sempat mencapai Rp400 perkarung yang sebelumnya hanya Rp300 ribu per karung 50 kilogram.

"Per karung kami mendapat keuntungan Rp100 ribu. Namun sejak tiga bulan terakhir kami sulit mendapat keuntungan karena harga beli hari ini akan berbeda keesokan hari," katanya.

Ia menilai kenaikan harga pakan akibat biaya produksi dan bahan pokok yang mengalami hal sama."Harus ada BUMD yang memegang atau memproduksi pakan, sehingga bisa di kendalikan harganya," kata Irman.

"Saat ini ketika harga naik, kami belum bisa menaikan harga ke pembeli baik petani atau peternak karena takut pelanggan hilang. Harapan kami harga dapat kembali normal, agar kami tidak merugi atau gulung tikar," katanya.

Sementara sejumlah petani dan peternak, mengatakan terpaksa membeli pakan karena kebutuhan pokok untuk ternak yang mereka pelihara dan budidayakan sekalipun mahal.

"Pakan merupakan kebutuhan pokok untuk perkembangan hewan ternak yang kami budidayakan. Harapan kami harg apakan dapat kembali normal agar hewan ternak kami tetap sehat dan layak jual," kata Herman seorang peternak.

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018