Jakarta (Antaranews Jabar) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan menepis rumor yang beredar bahwa partainya tidak solid mendukung pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
"Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 dilaksanakan serentak, itu membuat konsekuensi di lapangan harus jeli dan strateginya kuat. Dalam hal itu maka kalau ada yang menanyakan, kami tegaskan bahwa Demokrat solid bersama tim ini," kata Hinca usai usai pertemuan dengan para sekjen koalisi Prabowo-Sandi di Jalan Daksa, Jakarta, Rabu malam.
Dia menjelaskan ada beberapa alasan mengapa Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru mengkampanyekan Prabowo-Sandi pada Maret 2019, salah satunya waktu kampanye Pilpres sangat panjang yaitu tujuh bulan.
Menurut dia, waktu efektif kampanye pilpres adalah 45 hari sehingga sangat tepat ketika SBY memulai kampanye pada awal Maret 2019 dan Pilpres berlangsung pada 17 April 2019.
"Kalau dalam grafik maka kalau teman-teman paham tetang lakon wayang, jadi kalau jagoan itu muncul di akhir. Di awal biarlah kami dahulu, biarkan SBY muncul pada saat yang tepat," ujarnya.
Hinca menjelaskan pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan parpol koalisi Prabowo-Sandi memastikan bagaimana masing-masing memperkuat teritori peta politik dan bisa saling menguatkan kekuatan.
Menurut dia, hal tersebut juga dilakukan Gerindra, PAN, PKS, dan Partai Berkarya sehingga tiap malam perwakilan partai terus berkoordinasi, sifatnya ada yang tertutup dan terbuka.
"Kalau ada yang tanya apakah setengah hati, tidak, ini sikap bulat. Sekali kami tanda tangan bersama-sama, ini sampai selesai pertarungan," katanya.
Selain itu Hinca mengatakan SBY akan kembali keliling Pulau Jawa mulai tanggal 23 hingga akhir November 2018 untuk memastikan mesin partai siap dan solid sampai pada waktunya yaitu Maret 2019 untuk memenangkan Prabowo-Sandi dalam kontestasi Pilpres.
Pilpres 2019 diikuti dua pangan calon presiden yaitu nomor urut 1 Jokowi-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 2 Prabowo-Sandiaga Uno.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 dilaksanakan serentak, itu membuat konsekuensi di lapangan harus jeli dan strateginya kuat. Dalam hal itu maka kalau ada yang menanyakan, kami tegaskan bahwa Demokrat solid bersama tim ini," kata Hinca usai usai pertemuan dengan para sekjen koalisi Prabowo-Sandi di Jalan Daksa, Jakarta, Rabu malam.
Dia menjelaskan ada beberapa alasan mengapa Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru mengkampanyekan Prabowo-Sandi pada Maret 2019, salah satunya waktu kampanye Pilpres sangat panjang yaitu tujuh bulan.
Menurut dia, waktu efektif kampanye pilpres adalah 45 hari sehingga sangat tepat ketika SBY memulai kampanye pada awal Maret 2019 dan Pilpres berlangsung pada 17 April 2019.
"Kalau dalam grafik maka kalau teman-teman paham tetang lakon wayang, jadi kalau jagoan itu muncul di akhir. Di awal biarlah kami dahulu, biarkan SBY muncul pada saat yang tepat," ujarnya.
Hinca menjelaskan pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan parpol koalisi Prabowo-Sandi memastikan bagaimana masing-masing memperkuat teritori peta politik dan bisa saling menguatkan kekuatan.
Menurut dia, hal tersebut juga dilakukan Gerindra, PAN, PKS, dan Partai Berkarya sehingga tiap malam perwakilan partai terus berkoordinasi, sifatnya ada yang tertutup dan terbuka.
"Kalau ada yang tanya apakah setengah hati, tidak, ini sikap bulat. Sekali kami tanda tangan bersama-sama, ini sampai selesai pertarungan," katanya.
Selain itu Hinca mengatakan SBY akan kembali keliling Pulau Jawa mulai tanggal 23 hingga akhir November 2018 untuk memastikan mesin partai siap dan solid sampai pada waktunya yaitu Maret 2019 untuk memenangkan Prabowo-Sandi dalam kontestasi Pilpres.
Pilpres 2019 diikuti dua pangan calon presiden yaitu nomor urut 1 Jokowi-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 2 Prabowo-Sandiaga Uno.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018