Cianjur (Antaranews Jabar) - Bupati Cianjur, Jawa Barat, Irvan Rivano Muchtar, menyatakan, pegawai RSUD Pagelaran akan dirampingkan karena tidak berimbangnya jumlah pegawai dengan kebutuhan yang sedikit.

"Setelah dilakukan kajian tim teknis, ternyata kebutuhan pegawai maksimal hanya 250 orang untuk melakukan pelayanan di RSUD Pagelaran. Namun kenyataanya jumlah karyawan lebih banyak," katanya, di Cianjur, Sabtu.

Menurut dia, sistem rekrutmen pegawai seharusnya dengan mekanisme yang mengacu pada kebutuhan bukan malah selera. Sedangkan yang terjadi di RSUD Pagelaran hanya pada selera,tidak memperhitungkan dampaknya," kata Irvan.

Tim dari kesehatan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait sedang menguji jumlah pegawai berdasarkan kebutuhan yang ada agar pelayanan dapat berjalan optimal.

Bahkan, kata dia, Pemkab Cianjur akan memangkas anggaran untuk RSUD Pagelaran dari Rp 12 miliar menjadi Rp7 miliar karena dari segi pendapatan sangat tidak sesuai.

"Ini akibat jumlah pegawai yang terlalu banyak, sehingga harus dikurangi. Manajemen harus bisa mengatur agar semua berjalan dengan lancar, terutama komunikasi dengan pegawai serta dokter," ujar Bupati.

Khusus pegawai yang tidak lulus testing, dia menjelaskan, agar tetap bekerja di RSUD Pagelaran karena akan disiapkan ruang untuk ikut testing kembali di dua rumah sakit daerah yang rencananya dibangun pada 2019.?

"Kami sudah menyiapkan rumah sakit Campaka dan Sindangbarang, kalau mereka yang tidak lulus tes nanti akan disalurkan ke dua rumah sakit baru yang akan dibangun pada 2019," kata Bupati.

Sementara itu Direktur RSUD Pagelaran, dr Awie Darwizar, mengatakan masalah perampingan pegawai, pihaknya hanya diminta untuk memberikan data dan keterangan pada tim teknis dari Bupati Cianjur.

Sedangkan terkait informasi yang beredar mundurnya sejumlah dokter termasuk spesialis merupakan hal keliru karena jumlah dokter di RSUD Pagelaran hanya ada 18, terdiri dari delapan dokter spesialis dan 10 dokter umum.

"Banyak hal yang keliru, untuk dokter ada yang sudah tidak di sini ketika saya masuk. ?Apalagi terkait dokter spesialis yang mundur, itu tidak ada yang di radiologi," katanya.

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018