Jakarta (Antaranews Jabar) - Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Muhammad Syaugi menyampaikan kelanjutan proses evakuasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 akan diputuskan Rabu (7/11) siang.
"Akan dilihat dengan perolehan hari (Selasa) ini dan besok (Rabu) pagi, lalu siangnya akan dirapatkan kemudian diputuskan. Kami lihat dulu trennya seperti apa," tutur Syaugi saat ditemui di dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Selasa.
Menurut penjelasan yang ia berikan, keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan pencarian akan dilihat dari jumlah temuan.
Jika semakin bertambah banyak maka proses evakuasi yang kini berpusat di Utara Tanjung Pakis, Karawang, akan dilanjutkan, namun akan dihentikan jika tren menunjukkan hal sebaliknya.
"Kami akan terus berusaha maksimal untuk mencari saudara-saudara kita yang masih belum ditemukan," katanya dengan tegas.
Sementara untuk pencarian "Cockpit Voice Recorder" (CVR) hingga Selasa ini belum membuahkan hasil karena terkendala sinyal ping yang sulit dideteksi.
Tim pencari gabungan yang diperkuat dengan ratusan penyelam dan wahana "Remote Operating Vehicle" (ROV) belum bisa menemukan salah satu bagian kotak hitam itu meski sudah memiliki fokus area penyisiran.
"Sinyalnya itu sudah sangat lemah, tapi kami perkirakan ada di sisi Barat Daya, di sekitar serpihan badan pesawat. Selain itu lumpur di dasar laut sangat menghambat, ketebalan lumpur bisa mencapai 1,5 meter," pungkas Syaugi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Akan dilihat dengan perolehan hari (Selasa) ini dan besok (Rabu) pagi, lalu siangnya akan dirapatkan kemudian diputuskan. Kami lihat dulu trennya seperti apa," tutur Syaugi saat ditemui di dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Selasa.
Menurut penjelasan yang ia berikan, keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan pencarian akan dilihat dari jumlah temuan.
Jika semakin bertambah banyak maka proses evakuasi yang kini berpusat di Utara Tanjung Pakis, Karawang, akan dilanjutkan, namun akan dihentikan jika tren menunjukkan hal sebaliknya.
"Kami akan terus berusaha maksimal untuk mencari saudara-saudara kita yang masih belum ditemukan," katanya dengan tegas.
Sementara untuk pencarian "Cockpit Voice Recorder" (CVR) hingga Selasa ini belum membuahkan hasil karena terkendala sinyal ping yang sulit dideteksi.
Tim pencari gabungan yang diperkuat dengan ratusan penyelam dan wahana "Remote Operating Vehicle" (ROV) belum bisa menemukan salah satu bagian kotak hitam itu meski sudah memiliki fokus area penyisiran.
"Sinyalnya itu sudah sangat lemah, tapi kami perkirakan ada di sisi Barat Daya, di sekitar serpihan badan pesawat. Selain itu lumpur di dasar laut sangat menghambat, ketebalan lumpur bisa mencapai 1,5 meter," pungkas Syaugi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018