Bandung (Antaranews Jabar) - Penjabat Gubernur Jawa Barat M Iriawan berharap kasus kriminal pembegalan yang menelan korban jiwa seperti yang menimpa mahasiswi Politeknik STT Tekstil Bandung Shanda Puti Ananda, yang meninggal dunia akibat aksi kawanan begal pada Kamis (30/8) tidak terulang.
"Dan ini tidak boleh terjadi di Kota Kembang, Kota Bandung karena implikasinya bisa besar baik untuk masyarakat atau pun sektor pariwisata," kata M Iriawan, usai melantik Penjabat Wali Kota Bekasi, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Jumat.
Dia optimistis kepolisian akan mengerahkan kemampuan maksimal dalam penanganan kasus tindak kriminalitas yang dilakukan oleh komplotan begal di Kota Bandung.
"Tentunya kawan-kawan kepolisian harus maksimal penanganan si begal ini, saya yakin bisa maksinal diidentifikasi," kata dia.
Ketika dimintai pendapatnya apakah harus ada aksi tegas seperti tembak di tempat untuk para begal, Iriawan menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada kepolisian.
"Soal itu, tanya ke kepolisian saja ya, coba tanya Kapolda Jawa Barat," kata dia.
Sebelumnya, seorang mahasiswi, Shanda Puti Denada (23 tahun) korban begal di Kota Bandung, meninggal dunia setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
"Betul, sekitar pukul 00.00 WIB dini hari tadi, korban dinyatakan meninggal dunia, setelah sebelumnya dirawat dan kondisinya sempat kritis. Atas nama pribadi dan institusi saya menyampaikan bela sungkawa," kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Yoris Maulana ketika dihubungi melalui telepon, Jumat.
Shanda menjadi korban begal di kawasan Jembatan Pasupati, Kota Bandung, pada Kamis (30/8) dini hari.
Shanda bersama temannya EA, ketika kejadian sedang dibonceng oleh temannya yang mengendarai sepeda motor dari arah Cihampelas lewati Jembatan Pasupati pada Kamis, sekitar pukul 03.30 pagi.
Saat itu, mereka hendak menuju kos-kosan rekannya di daerah Dipatiukur Kota Bandung.
Sepeda motor Shanda dan temannya E dipepet oleh dua orang pengemudi sepeda motor lainnya.
Dua orang tersebut mengambil tas Shanda hingga kemudian Shanda terjatuh ke jalan raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Dan ini tidak boleh terjadi di Kota Kembang, Kota Bandung karena implikasinya bisa besar baik untuk masyarakat atau pun sektor pariwisata," kata M Iriawan, usai melantik Penjabat Wali Kota Bekasi, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Jumat.
Dia optimistis kepolisian akan mengerahkan kemampuan maksimal dalam penanganan kasus tindak kriminalitas yang dilakukan oleh komplotan begal di Kota Bandung.
"Tentunya kawan-kawan kepolisian harus maksimal penanganan si begal ini, saya yakin bisa maksinal diidentifikasi," kata dia.
Ketika dimintai pendapatnya apakah harus ada aksi tegas seperti tembak di tempat untuk para begal, Iriawan menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada kepolisian.
"Soal itu, tanya ke kepolisian saja ya, coba tanya Kapolda Jawa Barat," kata dia.
Sebelumnya, seorang mahasiswi, Shanda Puti Denada (23 tahun) korban begal di Kota Bandung, meninggal dunia setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
"Betul, sekitar pukul 00.00 WIB dini hari tadi, korban dinyatakan meninggal dunia, setelah sebelumnya dirawat dan kondisinya sempat kritis. Atas nama pribadi dan institusi saya menyampaikan bela sungkawa," kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Yoris Maulana ketika dihubungi melalui telepon, Jumat.
Shanda menjadi korban begal di kawasan Jembatan Pasupati, Kota Bandung, pada Kamis (30/8) dini hari.
Shanda bersama temannya EA, ketika kejadian sedang dibonceng oleh temannya yang mengendarai sepeda motor dari arah Cihampelas lewati Jembatan Pasupati pada Kamis, sekitar pukul 03.30 pagi.
Saat itu, mereka hendak menuju kos-kosan rekannya di daerah Dipatiukur Kota Bandung.
Sepeda motor Shanda dan temannya E dipepet oleh dua orang pengemudi sepeda motor lainnya.
Dua orang tersebut mengambil tas Shanda hingga kemudian Shanda terjatuh ke jalan raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018