Cianjur (Antarajawa Barat)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Jawa Barat, mencatat kasus gizi buruk di wilayah tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya karena berbagai upaya pencegahan.

Kepala Dinkes Cianjur, Tresna Gumilar melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr Irvan Nur Fauzy, di Cianjur Selasa, mengatakan tercatat hanya ada 24 kasus gizi buruk di Cianjur hingga Juli 2018.

Angka tersebut menurun drastis dibandingkan pada 2017 yang mencapai 176 kasus. Bahkan dibandingkan pada 2016, lebih drastis karena dua tahun lalu jumlahnya mencapai 323 kasus.

"Harapan kami sampai akhir 2018, angkanya tetap rendah. Deteksi dini terus dilakukan untuk melakukan penanganan secara cepat seperti melihat berat badan perumur dan tinggi badan berdasarkan berat badan," katanya.

Meskipun ada tanda lain secara medis yang lebih memastikan, untuk menangani gizi buruk di Cianjur, pihaknya intensif terjun ke lapangan.

Begitu pula, melakukan pelatihan kader di posyandu untuk melakukan penanganan masalah gizi berbasis masyarakat dengan memberikan makanan dan penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan.

Dinkes juga sedang fokus melakukan pendataan gangguan gerak yang mempengaruhi otot, gerakan dan keterampilan motorik karena akan mempengaruhi tumbuh kembang dan asupan gizi.

"Kami belum memiliki data pasti jumlah pengidap gangguan gerak yang mempengaruhi otot, gerakan dan keterampilan motorik di Cianjur, namun dalam waktu dekat akan didata agar dapat segera ditangani secara berkelanjutan.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018