Cirebon (Antaranews Jabar) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon, Jawa Barat, mengharapkan pemerintah daerah menata destinasi wisata untuk menarik kunjungan wisatawan karena setelah jalan Tol Trans-Jawa tersambung, okupansi hotel menurun.

"Wisata di Cirebon kurang bisa diandalkan karena hanya sedikit, satu hari saja orang sudah bisa menjelajah, tanpa harus menginap, untuk itu kami berharap ada penataan destinasi wisata," kata Ketua PHRI Kota Cirebon Imam Reza Hakiki di Cirebon, Selasa.

Dia mengatakan wisata di Cirebon bisa dijelajahi dalam satu hari. Padahal dengan pariwisata yang baik bisa menjadikan kota ini maju, karena pergerakan ekonomi juga akan meningkat dengan banyaknya wisatawan.

"Soalnya di Cirebon tidak bisa diandalkan, di Cirebon wisatanya hanya batik, kuliner dan Keraton, sehari saja orang sudah bisa pulang, karena sangat sedikit tujuan wisatanya.

Apalagi ditambah kotanya macet, sampah di mana-mana, kotor ruwet dan kalau tidak ditata dengan baik tentu tidak ada harapan lagi," katanya.

Kondisi tersebut kata Kiki, diperparah dengan tersambungnya tol Trans-Jawa, orang yang datang ke Cirebon semakin sedikit, terbukti dengan okupansi hotel yang terus menurun.

Kiki menuturkan sebelum jalan tol Trans Jawa tersambung, Kota Cirebon merupakan salah satu tempat yang banyak didatangi wisatawan, apalagi setelah tol Cipali dibuka.

Namun setelah jalan tol Trans Jawa itu tersambung dan tidak ada penataan wisata oleh Pemda setempat, masyarakat seakan enggan lagi ke Kota Cirebon."Harapan kami Pemda bisa mendatangkan orang, itu saja," katanya.

Di Kota Cirebon kata Kiki, ada sekitar 90 hotel, mulai dari melati sampai bintang empat dan semua merasakan penurunan okupansi.
 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018