Bandung (Antaranews Jabar) - Pemuliaan tanaman yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan akan lebih difokuskan pada jenis yang berfungsi sebagai sarana rekreasi dan kesehatan, berbeda dengan yang dikembangkan Kementerian Pertanian yang lebih untuk kebutuhan pokok.

"LIPI harus punya spesifikasi. Harus punya kekhasan dalam pemuliaan tanaman," kata Kepala Pusat Inovasi LIPI Nurul Taufiqu Rochman di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, pada "Workshop Perlindungan Varietas Tanaman". 

Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak eksklusif yang dimiliki pemulia tanaman terhadap bahan perbanyakan, seperti stek, anakan, dan jaringan biakan.

Menurut Nurul Taufiqu Rochman,  LIPI memiliki modal yang bagus untuk menggencarkan pemuliaan seperti itu karena lembaga penelitian itu bisa mengelola keragaman hayati yang ada di kebun raya, yang menyediakan beragam tanaman hias dan obat-obatan.

"Jadi istilahnya, pemulia tanaman di LIPI  tidak usah yang berurusan dengan perut. Tapi coba fokus ke yang rekreasi dan kesehatan," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati.

Nurul menyebut banyaknya anggrek yang dipajang di sebuah bandara, yang tentu saja nilai investasi untuk pengadaan tanaman yang bisa menyegarkan mata itu sangat tinggi. "Itu bisnis besar," katanya.

Maka, kata dia, ketika dituntut bahwa hasil litbang, termasuk pemuliaan tanaman, harus memiliki kemanfaatan, tentu saja pemulia tanaman di LIPI mesti bisa mencari bunga-bunga yang memiliki nilai komersil. 

Keberadaan PVT diharapkan dapat memacu inovasi dan invensi hayati, karena nilai komersil pemulianya dengan begitu juga terlindungi.

Enny mengatakan, LIPI sebagai lembaga riset pemerintah memiliki tanggung jawab terhadap kekayaan hayati. Selain konservasinya, LIPI juga melakukan penelitian dan pengembangan terhadap tanaman.

"Salah satu penelitian terkait hayati yakni pemuliaan tanaman. Penelitian itu selain bisa menjaga kelestarian tanaman juga bisa menambah keragaman jenis tanaman," katanya.


Baca juga: LIPI: bendung buah impor harus keroyokan

Pewarta: Sapto HP

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018