Bandung (Antaranews Jabar) - Grup band biasanya terdiri atas pemain instrumen seperti gitar, bass, drum  dan vokalis . Masing-masing berkontribusi memberikan nada dan iramanya. 

Sementara itu, di Bandung terdapat sekumpulan penggiat band yang berbeda dari biasanya. Karya mereka kebanyakan menghasilkan lagu tanpa asupan vokal. Dengan kata lain, dalam satu grup band itu tidak ada vokalis sebagai personilnya. Jenis musik ini disebut instrumental post rock. 

Musik instrumental post rock di Bandung cukup populer, khususnya di kalangan anak muda. Berkembangnya skena ini merupakan hasil jerih payah para penggiat musik tersebut.

Berkembangnya skena itu sangat bergantung pada  penggiatnya,  baik grup musik, penyelenggara acara, dan  penggemar. Masing-masing saling  memberikan kontribusinya dalam membangun skena musik tersebut. Seperti halnya Tresna (29), salah-satu penyelenggara dan sekaligus manajer grup musik instrumental post rock asal Bandung, Flukeminimix.

 Ia menuturkkan bahwa skena ini berkembang secara bertahap sejak  tahun 2008. Pada waktu itu, skena ini belum terdengar begitu besar di kancah musik Bandung. 

“Sekitar tahun 2008, saya dan beberapa kawan yang juga suka musik ini berusaha membangun skena dengan membuat acara kolektif” kata Tresna. 

Ia menuturkan, sulit mengangkat sebuah grup musik instrumental post rock ke khalayak luas, mengingat banyak orang merasa heran ketika mendengar lagu tanpa vokal. 

“Penikmat musik ini memang tidak terlalu banyak. Mungkin karena tidak adanya vokal dalam karya lagunya” lanjut Tresna.
Musik instrumental post rock bisa masyarakat jumpai secara langsung di gelaran acara Walk to Garage. 

Acara tersebut merupakan sebuah pergerakan kolektif, khususnya bagi musik jenis instrumental post rock. “Kalau orang-orang ingin menonton band post rock Bandung, bisa datang saja ke acara Walk to Garage. Saya dan teman-teman membuat acara tersebut memang khusus untuk grup band post rock” kata Tresna. Acara Walk to Garage pertama kali digelar  tahun 2010.

Selain Acara Walk to Garage, pergerakan musik ini membuahkan hasil karya seperti kompilasi yang diberi nama serupa dengan gelarannya, Walk to Garage. Di dalamnya berisi kumpulan  lagu instrumental post rock dari grup musik yang berbeda.

Ia pun menjelaskan bahwa tidak semua grup musik post rock bermain tanpa vokal. Beberapa di antaranya memasukan unsur vokal dalam komposisi musik.  Grup band seperti Flukeminimix, Under the big bright yellow sun dan Lightspace memang bermain instrumental. Tapi, grup band seperti Ansaphone beberapa lagunya mengandung vokal. 

Menurut Tresna  mengapa musik post rock kebanyakan bermain secara instrumental, yakni karena kebanyakan pentolannya lahir dengan model instrumental. 

“Memang kebanyakan ya instrumental karena grup band yang menjadi patron seperti Explotion in the sky bermain instrumental.” Lanjut Tresna.

Selain Tresna dan Flukeminimix, penggiat lainnya yakni grup musik Lightspace. Mereka turut meramaikan kancah musik instrumental post rock di Bandung. 

Mereka ialah sekumpulan pemuda yang beberapa di antaranya masih berstatus menjadi mahasiswa. Kumpulan anak muda ini memilih musik instrumental post rock dengan alasan passion. 

“Memainkan musik instrumental kami pilih karena memang kami suka. Dan keadaan waktu itu tidak mendukung kami untuk memasukan unsur vokal” kata Gema.

 Gema (23)  menuturkan bahwa grup musiknya lebih nyaman bermain secara instrumental, menurut mereka pesan tak selalu harus memakai kata-kata. Nada dan irama juga bisa digunakan untuk menyampaikan keresahan. 

Menurut personil grup Lightspace lainnya, Bimo (23) musik tersebut juga menjadi sarana untuk melepaskan keresahan. Orang-orang bisa menikmati musik jenis instrumental post rock saat merasa resah atau saat melamun.

Grup musik yang berdiri sejak tahun 2011 ini pelan-pelan naik ke permukaan. Mereka sempat tampil di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta.

Kancah musik Instrumental post rock Bandung turut dimeriahkan juga oleh para penggiat dari luar kota bahkan negara tetangga. Beberapa kali grup musik asal Jakarta, Tangerang, dan Cirebon tampil di kota Bandung. Mereka datang dan disambut oleh para penggiat lokal.  

Sedangkan  tahun 2015 grup musik asal Thailand dan Malaysia  juga turut meramaikan musik instrumental post rock Bandung.

 

Pewarta: Java Anggara

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018