Bandung  (Antaranews Jabar) - Wakil Ketua IV DPRD Jawa Barat Daddy Rohanady mengatakan banjir bandang yang menyergap Kawasan Cicaheum Kota Bandung, Selasa (20/3) merupakan kulminasi dari berbagai permasalahan dan pelanggaran hukum yang terjadi di Kawasan Bandung Utara.

"Kami melihatnya banjir banjir bandang di Jalan AH Nasution atau kawasan Cicaheum Kota Bandung itu, adalah kulminasi dari berbagai pelanggaran yang ada di KBU," kata Daddy Rohanady, di Bandung, Kamis.

Menurut dia, Pemprov Jawa Barat  memiliki regulasi untuk KBU yakni dengan adanya Perda Jabar Nomor 2 Tahun 2016  tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara (KBU).

"Kita kan punya Perda tentang KBU. Kita kemarin minta  batasannya 750 mdpl, kita minta turunkan malah orang kalau kepentingannya pembangunan minta dinaikkan batasnya. Itu baru satu masalah, yakni soal batasan mdpl," kata dia.

Persoalan kedua yang ada di Kawasan Bandung Utara ialah luasan yakni dalam Perda tentang Pedoman Pengendalian KBU dicantumkan jika memiliki lahan 100 meter persegi maka yang bisa dibangun hanya 20 persen dari luas yang tersedia.

"Tapi lihat praktiknya apakah itu dilaksanakan, yang ada praktiknya malah terbalik, yang dibangun malah 80 persen. Jadi 80 persen jadi bangunan, 20 persen jadi RTH, padahal itu sudah menyalahi perda ini (Perdan KBU)," kata dia.

Persoalan ketiga di Kawasan Bandung Utara, lanjut Daddy, ialah tentang implementasi penegakkan hukum  dari Perda tentang Pedoman Pengendalian KBU.

"Jadi banjir bandang di Cacaheum itu kulminasi dari berbagai masalah tadi. Kemudian juga soal daya tampung di hilir, yakni drainasenya itu tidak memungkingkan menampung air," kata dia.

Oleh karena itu, kata dia, Komisi IV DPRD Jawa Barat mengusulkan agar dilakukan rapat lintas dinas untuk membentuk rencana aksi multipihak untuk mengatasi permasalahan di Kawasan Bandung Utara.

"Itu termasuk koordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten terkait yang wilayahnya masuk dalam kawasan KBU, karena ini tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja harus seluruh pihak terkait," kata dia.

Sementara itu, Pakar Hidrologi dan Lingkungan Universitas Padjadjaran (Unpad) Chay Asda menyebut kondisi banjir yang terjadi adalah refleksi dari kekhawatiran 10 tahun lalu akibat Kawasan Bandung Utara yang menjadi daerah vegetasi berubah secara drastis dengan pembangunan yang massif.

"Saya melihat landscapenya sudah terganggu. Alih fungsi lahan tidak menggunakan kaidah konservasi air dan tanah," kata Chay. 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018