antarajabar - Ratusan santri dan warga kembali menggelar aksi menolak rencana pendirian pabrik sepatu di Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis, karena khawatir akan menimbulkan persoalan baru seperti kerusakan lingkungan di kampungnya.
Aksi yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Peduli Desa (GM Pede) itu digelar bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Cijolang, Kecamatan Balubur Limbangan.
Koordinator GM Pede, Syaid Mubarok mengatakan, aksi ini merupakan yang kesekian kalinya menyampaikan penolakan pendirian pabrik sepatu kepada pemerintah, karena khawatir berdampak buruk terhadap lingkungan.
"Pembangunan pabrik akan sangat merusak geografis wilayah desa kami yang merupakan pegunungan dan perbukitan serta persawahan," katanya.
Ia menyampaikan, warga Kampung Pulosari, Desa Cijolang yang cukup tinggi potensi terkena dampak buruk dari kawasan industri tersebut.
Menurut dia, setiap pendirian pabrik akan menimbulkan kerusakan lingkungan, seperti yang telah terjadi di daerah lain.
"Kami khawatir akan merusak lingkungan seperti mencemari kualitas air, memperburuk kualitas Sungai Cisaat yang menjadi irigasi untuk mengairi areal pertanian," katanya.
Ia menambahkan, ancaman lain yang akan merugikan masyarakat di antaranya sektor sosial, dan budaya yang selama ini sudah terjaga baik.
Ia mencontohkan, budaya yang sudah dijaga baik yaitu mempertahankan lingkungan pendidikan pesantren dalam membangun karakter generasi bangsa yang unggul.
"Jadi kami tidak mencetak anak didik di sini menjadi buruh pabrik, kami menciptakan generasi siswa didik untuk melanjutkan pendidikannya setinggi mungkin," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Aksi yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Peduli Desa (GM Pede) itu digelar bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Cijolang, Kecamatan Balubur Limbangan.
Koordinator GM Pede, Syaid Mubarok mengatakan, aksi ini merupakan yang kesekian kalinya menyampaikan penolakan pendirian pabrik sepatu kepada pemerintah, karena khawatir berdampak buruk terhadap lingkungan.
"Pembangunan pabrik akan sangat merusak geografis wilayah desa kami yang merupakan pegunungan dan perbukitan serta persawahan," katanya.
Ia menyampaikan, warga Kampung Pulosari, Desa Cijolang yang cukup tinggi potensi terkena dampak buruk dari kawasan industri tersebut.
Menurut dia, setiap pendirian pabrik akan menimbulkan kerusakan lingkungan, seperti yang telah terjadi di daerah lain.
"Kami khawatir akan merusak lingkungan seperti mencemari kualitas air, memperburuk kualitas Sungai Cisaat yang menjadi irigasi untuk mengairi areal pertanian," katanya.
Ia menambahkan, ancaman lain yang akan merugikan masyarakat di antaranya sektor sosial, dan budaya yang selama ini sudah terjaga baik.
Ia mencontohkan, budaya yang sudah dijaga baik yaitu mempertahankan lingkungan pendidikan pesantren dalam membangun karakter generasi bangsa yang unggul.
"Jadi kami tidak mencetak anak didik di sini menjadi buruh pabrik, kami menciptakan generasi siswa didik untuk melanjutkan pendidikannya setinggi mungkin," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017