Antarajabar.com - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengajak seluruh pemuda di Indonesia khususnya Kota Bandung untuk memperkuat rasa kesatuan dan persatuan dalam memperingati hari Sumpah Pemuda kali ini.
"Pesan saya untuk Sumpah Pemuda kali ini, pererat rasa persatuan. Jangan terpecah belah jadilah pemuda yang memberikan solusi bukan mencaci maki," ujar Ridwan Kamil saat menghadiri ekspedisi pendakian 28 gunung di outlet Eiger, Kota Bandung, Sabtu.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, pemuda hari ini bukanlah menyatukan suara menghadapi para penjajah, akan tetapi berhadapan dengan arus informasi teknologi yang seperti pisau bermata dua.
Massifnya informasi bohong atau hoax serta ujaran kebencian menjadi tantangan pemuda saat ini. Ia berharap, para pemuda menjadi garda terdepan dalam melawan informasi-informasi bohong yang dapat memecah belah bangsa.
"Tidak hanya delivery (pengiriman) barang, tapi kebencian online juga. Sekarang untuk menebar kebencian sangat mudah bahkan ada yang membuka jasa melalui media sosial," kata dia.
Apalagi kata Emil, Indonesia diprediksi akan memasuki negara terhebat di dunia pada tahun 2045, di mana mayoritas penduduknya didominasi para pemuda. Sehingga ia menitipkan pesan agar menjadi pemuda kreatif, produktif, dan dapat keluar sebagai pemberi solusi.
"Ada tiga syarat yang harus dipertahankan pemuda. Pertama pertumbuhan ekonomi kita jangan turun dari hari ini sebesar lima persen, kemudian kondusifitas saat pesta demokrasi dan menjadi pemuda yang kompetitif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Pesan saya untuk Sumpah Pemuda kali ini, pererat rasa persatuan. Jangan terpecah belah jadilah pemuda yang memberikan solusi bukan mencaci maki," ujar Ridwan Kamil saat menghadiri ekspedisi pendakian 28 gunung di outlet Eiger, Kota Bandung, Sabtu.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, pemuda hari ini bukanlah menyatukan suara menghadapi para penjajah, akan tetapi berhadapan dengan arus informasi teknologi yang seperti pisau bermata dua.
Massifnya informasi bohong atau hoax serta ujaran kebencian menjadi tantangan pemuda saat ini. Ia berharap, para pemuda menjadi garda terdepan dalam melawan informasi-informasi bohong yang dapat memecah belah bangsa.
"Tidak hanya delivery (pengiriman) barang, tapi kebencian online juga. Sekarang untuk menebar kebencian sangat mudah bahkan ada yang membuka jasa melalui media sosial," kata dia.
Apalagi kata Emil, Indonesia diprediksi akan memasuki negara terhebat di dunia pada tahun 2045, di mana mayoritas penduduknya didominasi para pemuda. Sehingga ia menitipkan pesan agar menjadi pemuda kreatif, produktif, dan dapat keluar sebagai pemberi solusi.
"Ada tiga syarat yang harus dipertahankan pemuda. Pertama pertumbuhan ekonomi kita jangan turun dari hari ini sebesar lima persen, kemudian kondusifitas saat pesta demokrasi dan menjadi pemuda yang kompetitif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017