Antarajabar.com - Pengamat Telekomunikasi dari Mastel Institute Nonot Harsono menyatakan, koneksi 4G di Indonesia harus dapat dimanfaatkan seluruh lapisan masyarakat terutama pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya lebih baik.

"Para UKM itu seharusnya menggunakan internet pasar online, di kita harus bersama-sama menggerakkan masyarakat untuk membangun pasar online," kata Nonot saat acara Obrolan Telko "Memaksimalkan Utilisasi 4G melalui keterjangkauan perangkat" di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya itu mengatakan, semua pihak termasuk pemerintah harus mampu membangun ekosistem atau iklim agar masyarakat menjadi pengguna telepon seluler yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Itu perlu dikritisi supaya masyarakat itu bangun, bukan hanya pengguna, dan proses produksinya saja," kata Nonot.

Ia menyatakan, pemerintah dan pelaku usaha harus berupaya menciptakan kebutuhan sehingga masyarakat merasa perlu menggunakan jaringan 4G.

Menurut dia, selama ini sebesar 60 sampai 70 persen pengguna telepon seluler belum beralih ke 4G atau masih bertahan pada jaringan 2G dan 3G.

"Jangan-jangan orang Indonesia sebagian besar belum butuh itu (4G), yang penting bisa komunikasi verbal. Belum lagi ada yang merasa `gaptek` dan enggan untuk mencoba hal yang baru," kata pria yang pernah menjabat Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia itu.

Menurut dia, perangkat 4G dengan harga terjangkau memang dibutuhkan untuk memuluskan rencana migrasi pengguna 2G ke 4G.

Telepon seluler jaringan 4G di Indonesia, kata dia, bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan, karena saat ini beberapa vendor dan pabrikan ponsel telah mulai memproduksi ponsel 4G murah dengan kisaran harga Rp500 ribuan.

"Pengguna ponsel di Indonesia diharapkan dapat segera melakukan migrasi secepatnya ke 4G, sehingga tidak tertinggal jauh dari perkembangan teknologi di era digital saat ini," katanya.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017