Antarajabar.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terbakar sejak dua pekan lalu akibat musim kemarau yang menimbulkan bau tak sedap dan kepulan asap pekat di kawasan itu.
"Sudah ada dua minggu, selalu terjadi kebakaran, sampai sekarang saja masih ada api di beberapa titik," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Garut, Asep Suparman kepada wartawan di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, kebakaran di TPA Pasirbajing diduga akibat musim kemarau yang membuat sampah kering dan mudah terbakar.
Apalagi tumpukan sampah itu, kata dia, menimbulkan zat metana yang dapat memicu api mudah membakar sampah kering.
"Tentunya disebabkan karena kemarau, apalagi sampah itu menghasilkan zat metana yang menjadikan sampah mudah terbakar," katanya.
Ia menyampaikan, jajarannya koordinasi dengan Petugas Pemadam Kebakaran berupaya memadamkan kobaran api di TPA Pasirbajing dengan melakukan penimbunan.
Selain itu, lanjut dia, sejumlah petugas juga disiagakan untuk mengawasi dan mengantisipasi kebakaran lebih luas dan membahayakan pemukiman penduduk.
"Kami pantau terus daerah sana, agar tidak meluas, walau pun sebenarnya tidak mengancam warga karena jauh dari pemukiman penduduk," katanya.
Terkait adanya tuduhan dari warga karena sengaja dibakar, kata Asep, belum dapat dibuktikan karena harus melakukan penyelidikan oleh pihak berwenang.
Menurut dia, dugaan sengaja membakar itu karena untuk memudahkan pencarian benda logam di kawasan TPA Pasirbajing.
"Warga sempat mengira ada kesengajaan oleh pemulung untuk memudahkan mencari barang logam, tapi itu belum dapat dibuktikan," katanya.
TPA Pasirbajing memiliki luas 15 hekatare yang menjadi satu-satunya tempat pembuangan sampah dari Garut.
Sementara kebakaran tersebut tidak mengganggu pengangkutan sampah ke TPA Pasirbajing.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Sudah ada dua minggu, selalu terjadi kebakaran, sampai sekarang saja masih ada api di beberapa titik," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Garut, Asep Suparman kepada wartawan di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, kebakaran di TPA Pasirbajing diduga akibat musim kemarau yang membuat sampah kering dan mudah terbakar.
Apalagi tumpukan sampah itu, kata dia, menimbulkan zat metana yang dapat memicu api mudah membakar sampah kering.
"Tentunya disebabkan karena kemarau, apalagi sampah itu menghasilkan zat metana yang menjadikan sampah mudah terbakar," katanya.
Ia menyampaikan, jajarannya koordinasi dengan Petugas Pemadam Kebakaran berupaya memadamkan kobaran api di TPA Pasirbajing dengan melakukan penimbunan.
Selain itu, lanjut dia, sejumlah petugas juga disiagakan untuk mengawasi dan mengantisipasi kebakaran lebih luas dan membahayakan pemukiman penduduk.
"Kami pantau terus daerah sana, agar tidak meluas, walau pun sebenarnya tidak mengancam warga karena jauh dari pemukiman penduduk," katanya.
Terkait adanya tuduhan dari warga karena sengaja dibakar, kata Asep, belum dapat dibuktikan karena harus melakukan penyelidikan oleh pihak berwenang.
Menurut dia, dugaan sengaja membakar itu karena untuk memudahkan pencarian benda logam di kawasan TPA Pasirbajing.
"Warga sempat mengira ada kesengajaan oleh pemulung untuk memudahkan mencari barang logam, tapi itu belum dapat dibuktikan," katanya.
TPA Pasirbajing memiliki luas 15 hekatare yang menjadi satu-satunya tempat pembuangan sampah dari Garut.
Sementara kebakaran tersebut tidak mengganggu pengangkutan sampah ke TPA Pasirbajing.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017