Antarajabar.com - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengadakan rapat koordinasi mengenai permasalah kelangkaan garam di wilayah Jawa barat dengan menyerap aspirasi pelaku usaha garam.
       
"Kita kesini untuk menyerap permasalahan keluhan dan usulan, baik dari petani garam dan pelaku usaha garam di Jawa Barat," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Mineral Kedeputian Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Hamka di Cirebon, Selasa.
       
Hamka mengatakan adanya acara rakor ini merupakan langkah untuk menyerap permasalahan di tingkat petani hingga industri terkait garam. Dia melanjutkan nantinya apa yang sudah diserap dalam pembahasan tersebut akan dibahas kembali di Kementerian terkait.
       
"Pembahasan ini seperti produksi garam di petani yang mulai membaik sehingga nanti kita bisa tentukan seberapa besar impor berikutnya," tuturnya.
       
Hamka menuturkan terkait permintaan para petani garam yang menginginkan harga ditingkat petani Rp2.500 per kilogram, pihaknya belum bisa menjanjikan apa-apa, karena ini dalam rangka menyerap aspirasi dan untuk itu semua akan disampaikan dalam rapat mendatang.
       
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Garam Indonesia (APGI) Jabar Cucu Sutara mengatakan para pengusaha sejak dulu tidak pernah membeli garam dibawah standar harga yakni K3 Rp 450, K2 550 dan K1 Rp 750.
       
Bahkan kata Cucu pihaknya sudah mengkomunikasikan itu semua dengan PT Garam, agar garam petani dibeli seharga Rp 2.500 per kilogram sehingga tidak anjlok. "mpor ini adalah keterpaksaan karena kemaren kapasitas kurang," katanya.
       
Cucu melanjutkan kapasitas produksi garam Indonesia saat ini belum bisa mencukupi kebutuhan yang mencapai 4,2 juta ton pertahun, meskipun Indonesia memiliki pantai yang luas, tidak semuanya bisa menghasilkan garam.
       
"Indonesia itu hanya memiliki lahan 26.024 hektar, per hektar dengan cuaca panas empat bulan maksimal menghasilkan 70 ton, atau total maksimum kita bisa hasilkan 1,9 juta ton garam, sementara kebutuhan mencapai 4,2 juta ton," katanya lagi.

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017