Antarajabar.com - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung membangun perpustakaan untuk masyarakat dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Pakenjeng, yang termasuk daerah pelosok di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Pembuatan taman bacaan masyarakat itu untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di kalangan masyarakat, khususnya pada pelajar," kata seorang mahasiswa peserta KKN UPI Bandung, Haifa kepada wartawan di Garut, Senin.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab itu mengatakan, taman bacaan masyarakat tersebut diberi nama Mutiara yang diberikan sebagai kenang-kenangan dari mahasiswa yang telah melaksanaan KKN di Pakenjeng.
Ia juga ingin mendorong budaya literasi masyarakat pelosok daerah Garut untuk tidak tergantung aktivitas sehari-harinya pada telepon seluler pintar yang terkoneksi internet.
"Teknologi kita memang mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun budaya literasi di kita berdasarkan analisa sejumlah ahli masih rendah, dan itulah yang kemudian mendorong kami membuat TBM (taman bacaan masyarakat) ini," katanya.
Ia menyampaikan, pembangunan taman bacaan masyarakat itu tidak mudah, membutuhkan proses dalam menentukan tempat yang strategis dan terjangkau bagi masyarakat.
Para mahasiswa juga, kata dia, harus mencari buku di Bandung untuk menyediakan buku yang layak baca bagi masyarakat setempat.
"Kita sempat mencari donatur yang mau menyumbangkan buku bekas atau baru, tapi cukup sulit dan akhirnya kita mencari buku dari Bandung," katanya.
Ia berharap, keberadaan taman bacaan masyarakat itu dapat terus dijaga dan berkelanjutan untuk memberikan wawasan dan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
"Kami juga sudah membentuk pengurusnya sehingga kegiatan bisa dilanjutkan secara berkesinambungan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Pembuatan taman bacaan masyarakat itu untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di kalangan masyarakat, khususnya pada pelajar," kata seorang mahasiswa peserta KKN UPI Bandung, Haifa kepada wartawan di Garut, Senin.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab itu mengatakan, taman bacaan masyarakat tersebut diberi nama Mutiara yang diberikan sebagai kenang-kenangan dari mahasiswa yang telah melaksanaan KKN di Pakenjeng.
Ia juga ingin mendorong budaya literasi masyarakat pelosok daerah Garut untuk tidak tergantung aktivitas sehari-harinya pada telepon seluler pintar yang terkoneksi internet.
"Teknologi kita memang mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun budaya literasi di kita berdasarkan analisa sejumlah ahli masih rendah, dan itulah yang kemudian mendorong kami membuat TBM (taman bacaan masyarakat) ini," katanya.
Ia menyampaikan, pembangunan taman bacaan masyarakat itu tidak mudah, membutuhkan proses dalam menentukan tempat yang strategis dan terjangkau bagi masyarakat.
Para mahasiswa juga, kata dia, harus mencari buku di Bandung untuk menyediakan buku yang layak baca bagi masyarakat setempat.
"Kita sempat mencari donatur yang mau menyumbangkan buku bekas atau baru, tapi cukup sulit dan akhirnya kita mencari buku dari Bandung," katanya.
Ia berharap, keberadaan taman bacaan masyarakat itu dapat terus dijaga dan berkelanjutan untuk memberikan wawasan dan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
"Kami juga sudah membentuk pengurusnya sehingga kegiatan bisa dilanjutkan secara berkesinambungan," katanya.
Editor : Sapto HP
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017