Antarajabar.com - Pemerintah Korea Selatan menawarkan kerja sama ke Pemprov Jawa Barat untuk pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (ipal) komunal untuk pelaku industri di Provinsi Jawa Barat karena selama ini tidak semua pelaku industri di wilayah Tatar Pasundan memiliki ipal.

"Beberapa waktu lalu Korea (Selatan) menawarkan pembangunan ipal ke kita karena tidak setiap perusahaan memiliki pengelolaan limbah lebih baik ada satu perusahaan untuk pengelolaan air limbahnya," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, di Gedung Sate Bandung, Selasa.

Ditemui usai penerima perwakilan Rotary Club, Deddy Mizwar menuturkan selama ini salah satu kendala yang dihadapi pelaku industri di Kabupaten Bandung dalam pengelolaan limbah cair adalah karena lokasi pabriknya yang terpencar atau tidak berada dalam satu kawasan industri.

"Makanya harus ada kawasan industri terpadu di Bandung Raya agar pengelolaan limbah cairnya bisa dilakukan secara atau ipal komunal bersama-sama," kata dia.

Selain itu, ia juga mengusulkan ide cukup ekstrim terkait upaya mempermudah pengelolaan limbah industri di Bandung Raya yakni memindahkan seluruh pabriknya ke kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

"Dalam jangka panjang memungkinkan (memindahkan kawasan industri Bandung Raya ke Rancaekek) sebab di sana ada sawah yang asalnya bagus tapi sekarang sudah hancur, kasihan masyarakat lebih baik dibebaskan untuk kawasan industri," kata dia.

Menurut dia, usulan tentang memindahkan kawasan industri Bandung Raya ke Rancaekek pernah diutarakan oleh dirinya kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang saat itu dijabat oleh Ferry Mursyidan Baldan.

"Penataan kawasan industri baru di Bandung Raya ini pernah saya bicarakan kepada ke Menteri Agraria yang waktu itu masih dijabat sama Pak Ferry. Ini terkait rencana perubahan tata ruang wilayahnya dari pertanian ke industri karena di sana (Rancaekek) lahan sawah," kata dia.

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017