Antarajabar.com - Guru SMA Negeri 30 Garut di wilayah pelosok Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengharapkan bangunan sekolah yang nyaman dan aman untuk kegiatan belajar mengajar.

"Kalau kondisi bangunan sekolah rusak mengganggu belajar, makanya berharap pemerintah segera memperbaiki sekolah kami yang roboh," kata seorang guru SMA Negeri 30 Garut, Hera Heryanti kepada wartawan di Garut, Senin.

SMA Negeri 30 Garut itu tidak memiliki bangunan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar karena sekolah yang baru beberapa tahun dibangun ambruk bagian atap baja ringannya.

Para siswa SMA tersebut terpaksa belajar di hari pertama sekolah di tenda darurat sejak bangunan sekolahnya ambruk April 2017.

"Sampai sekarang di hari pertama sekolah masih belajar di tenda, belum ada perbaikan," kata guru muda pavorit siswa itu.

Ia mengungkapkan, belajar di tenda darurat tidak membuat nyaman para siswa termasuk guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Kondisi tenda saat ini, kata dia, sudah tidak kokoh seperti pertama kali didirikan, apalagi di dalamnya terasa panas.

"Harapan sebagai pendidik bisa membuat siswa lebih nyaman, meski ada di pelosok daerah," katanya.

Guru lainnya, Deni Sahay mengatakan, tiga ruang kelas SMA Negeri 30 Garut yang ambruk belum ada upaya perbaikan, padahal Pemerintah Provinsi Jabar telah berjanji untuk segera memperbaiki.

Belum pastinya perbaikan sekolah itu, kata dia, sempat membuat siswa melakukan aksi menyampaikan aspirasi menginginkan sekolah yang bagus, aman dan nyaman untuk belajar.

"Sampai sekarang belum ada kepastian, katanya tiga bulan setelah kelas rusak mau diperbaiki," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini ada 105 siswa yang belajar di SMA Negeri 30 Garut, semuanya sementara belajar di tenda dan ruang guru.

"Dengan ruang seadanya kami tetap melaksanakan aktivitas belajar mengajar, ada yang di tenda dan ruang guru," katanya.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017