Dinas Kesehatan Jawa Barat mengungkapkan jika nantinya ditemukan ada masalah kesehatan serius pada siswa sekolah dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah berlangsung saat ini, akan diberikan surat rujukan.

"Kami pastikan CKG ini gratis. Jika ditemukan masalah kesehatan serius, siswa akan langsung dirujuk ke puskesmas. Bagi siswa tanpa jaminan kesehatan, Dinkes Jabar siap membantu pengurusan BPJS PBI -Penerima Bantuan Iuran-, agar tidak ada anak yang tertinggal dari layanan," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat R Vini Adiani Dewi saat dikonfirmasi di Bandung, Rabu.

Lebih lanjut Vini mengatakan, seluruh data hasil pemeriksaan CKG siswa ini akan masuk dalam sistem milik Kementerian Kesehatan yang akan mengklasifikasi tingkat kesehatan sekolah berdasarkan cek kesehatan para siswa itu.

"Dari data tersebut, sekolah bisa langsung diklasifikasikan dalam warna merah, kuning, atau hijau sesuai kondisi kesehatan siswanya," ujarnya.

Pemprov Jabar, kata Vini, menargetkan pelaksanaan CKG pada sekitar 8,6 juta siswa di seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA/sederajat hingga Oktober 2025 mendatang.

Program CKG siswa gratis ini sendiri telah dimulai secara sebagian pada Juli 2025, dengan menyasar para siswa Sekolah Rakyat (SR).

Program ini, lanjut Vini, dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas dengan melibatkan fasilitas kesehatan privat (swasta) dengan langsung mendatangi sekolah, guna menjangkau siswa secara menyeluruh, termasuk di wilayah dengan keterbatasan akses layanan kesehatan.

"Kami sudah melakukan sosialisasi sebanyak empat kali untuk seluruh jenjang pendidikan, termasuk guru dan orang tua, hingga diluncurkan pada tanggal 4 Agustus 2025," ucapnya.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh tim puskesmas dengan mendatangi tiap sekolah secara bergilir, menyesuaikan jumlah siswa dan target harian, akan memeriksa 16 dari 19 indikator kesehatan, mulai dari tensi darah, detak jantung, hemoglobin (HB), penglihatan, pendengaran, hingga skrining kejiwaan untuk menilai kesehatan mental anak.

Kesehatan jiwa sendiri, kata Vini, akan diperiksa oleh tim Puskesmas yang memang telah dibekali metode skrining cepat untuk mendeteksi gejala stres pada siswa.


"CKG ini bukan hanya pengukuran tekanan darah atau gula, tapi juga menyentuh aspek kesehatan jiwa anak. Itu dilakukan oleh petugas Puskesmas, karena pemeriksaan ini adalah deteksi awal gejalanya, bukan diagnosis. Anak-anak kita butuh perhatian tidak hanya secara fisik, tapi juga mentalnya," katanya.

CKG ditargetkan mencakup seluruh siswa tanpa kecuali atau 100 persen, baik dari sekolah negeri maupun swasta. Vini menyampaikan sudah ada sekitar 20 kota/kabupaten yang melaksanakan launching program CKG untuk siswa ini yang secara nasional ditargetkan rampung hingga Desember 2025.

"Secara nasional CKG siswa ini ditargetkan rampung Desember, tapi kami menargetkan di Jabar rampung Oktober 2025. CKG ini kami wajibkan untuk seluruh siswa. Karena para siswa ini adalah investasi jangka panjang sehingga untuk kesehatan generasi penerus perlu diperhatikan," tutur Vini.

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025