Antarajabar.com - Ratusan kepala keluarga di Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, meminta dinas terkait di Pemkab Cianjur, mencabut dan menutup aktivitas galian C di wilayah tersebut karena merugikan kesehatan warga dan merusak infrastruktur.
        
Bahkan keberadaan tambang pasir tersebut, mengancam perkempungan warga yang terletak dibagian atas tambang. Bahkan akibat kegiatan pertambangan tersebut, membuat warga sekitar sering mengalami ganguan kesehatan terutama pernafasan karena debu yang disisakan kendaraan pengangkut pasir.
        
"Ini puncak kemarahan warga, sehingga kami menggelar aksi unjukrasa di depan kantor balai Desa Sukamaju. Selama ini keberadaan tambang pasir tersebut, tidak pernah mendengarkan keluhan warga, bahkan aktifitasnya sampai malam hari," kata Kusmayanti peserta aksi unjukrasa ppada wartawan, Kamis.    
   
Dia menjelaskan, sejak beroperasinya tambang pasir tersebut, membuat jalan di wilayah tersebut, cepat rusak karena dilalui kendaraan besar dengan tonase berlebih sejak pagi hingga tengah malam.¿ Bahkan, belum lama ini, ungkap dia, seorang anak mengalami luka berat akibat ditabrak truk galian pasir.
        
"Kami minta galian di tutup, ini sudah melebihi batas, sampai ada korban akibat supir truk tambang pasir sering ugal-ugalan meskipun jalan desa ini kecil. Kami tidak takut ancaman dari sipapun karena kami menuntut kebenaran. Terlebih keberadaan tambang pasir tersebut tidak berizin,"katanya.
        
Meskipun aksi tersebut, tidak mendapat tanggapan dari pihak desa dan kecamatan, warga mengancam akan kembali turun ke jalan dengan masa yang lebih banyak guna mempertanyakan keberadaan tambang pasir tersebut pada Kepala Desa Sukamaju.
        
"Hari ini kami tidak bisa menemui kepala desa yang katanya sedang tidak berada ditempat. Tapi kami akan menggelar aksi yang sama dengan massa yang lebih banyak dengan tuntutan tutup tambang pasir di wilayah kami ini karena keberadaanya merugikan warga," katanya.
        
Ratusan arga yang sempat berorasi secara bergantian itu, akhirnya membubarkan diri dibawah pengawalan ketat aparat kepolisian yang sejak pagi telah bersiaga di depan kantor balai desa.
        
Sementara akibat aksi unjukrasa tersebut, kegiatan belajar mengajar (KBM) dan Ujian Tengah Semester (UTS) di SDN Pasirmundung 2 yang berdekatan dengan balai desa, tepaksa dihentikan. Para siswa berdiri di balik pagar sekolah menyaksikan massa yang menyuarakan penutupan aktivitas galian C di desa tersebut.
    

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017