Antarajabar.com - Petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengembangkan agrowisata yang menarik bagi wisatawan yakni wisata memetik buah jeruk garut dari perkebunan di Kampung Lewi Ereng, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, Garut.
"Wisatawan yang datang ke sini boleh metik sendiri jeruk garut, buah khas Garut," kata Dasep Badrusalam salah satu pendiri Agrowisata Jeruk Garut dan `Nyaneut` (minum teh hangat) di Garut, Minggu.
Ia menuturkan, Kabupaten Garut memiliki berbagai potensi wisata termasuk agrowisata yang layak untuk dikembangkan dan menjadi daya tarik untuk dijadikan destinasi wisata.
Potensi agrowisata yang menarik dikembangkan yaitu buah khas daerah jeruk garut yang dapat dipetik dan dinikmati langsung dari kebunnya.
"Ide wisata jeruk garut ini berawal dari melihat potensi yang ada di daerah, khususnya pertanian, kebetulan orang tua sebagai petani dan tiga tahun kebelakang menanam jeruk," katanya.
Ia mengungkapkan, ide agrowisata yang dibangun bersama keluarganya itu terus digeluti dengan menambah fasilitas yang nyaman bagi pengungjung seperti membuat saung, kolam ikan dan kawasan peternakan untuk menambah daya tarik.
Agrowisata itu, kata dia, dipadukan dengan membuka kedai Teh Nyaneut yang disuguhkan untuk pengunjung menikmati hangatnya air teh serta liwet dan makanan khas masyarakat Sunda.
"Dari sanalah kepikiran mengembangkan dan mempromosikan jeruk garut dengan konsep wisata agro, ditambah ibu senang masak, jadi dibikin saja paket kunjungan ke sana dengan nama Nyaneut di kebun jeruk, menu khasnya liwet kentang," katanya.
Ia menambahkan, tujuan mengembangkan agrowisata itu untuk mempromosikan Garut dengan anekaragamnya di bidang pertanian, sekaligus melestarikan salah satu budaya asli Parahyangan masyarakat kaki Gunung Cikuray yakni minum teh hangat.
Ia berharap, usaha yang dirintis oleh keluarganya dapat mendorong generasi muda untuk tidak malu berwirausaha di bidang pertanian.
"Usaha tani itu menjanjikan apalagi jika kita mengelola dan mengemasnya dengan baik, dengan ide kreatif," katanya.
Menurut dia, perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan agrowisata melalui kebijakan dan promosi daerah untuk menjadikan Garut sebagai destinasi agrowisata.
"Garut adalah salah satu daerah tujuan wisata, khususnya wisata agro sesuai dengan potensi unggulannya, diharapkan masyarakat mencintai dan mengapresiasi produk asli Indonesia," kata Dasep itu.
Sementara itu, wisatawan yang ingin menikmati kebun jeruk garut tesebut dapat ditempuh dengan jarak sejauh 24 km atau sekitar 45 menit menggunakan kendaraan dari kawasan Garut Kota.
Lokasi yang berada di kawasan dataran tinggi Garut itu, pengunjung dapat memetik sendiri buah jeruk garut sebanyak 1 kg, kemudian gratis minuman jus jeruk.
Selain itu, bagi pengunjung anak-anak disediakan area bermain kebun, kemudian bagi dewasa ada arena pemancingan, pengunjung juga dapat menikmati paket liwet kentang ayam pejantan atau ikan dan minuman khas Cikajang yaitu teh hangat dilengkapi makanan umbi-umbian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Wisatawan yang datang ke sini boleh metik sendiri jeruk garut, buah khas Garut," kata Dasep Badrusalam salah satu pendiri Agrowisata Jeruk Garut dan `Nyaneut` (minum teh hangat) di Garut, Minggu.
Ia menuturkan, Kabupaten Garut memiliki berbagai potensi wisata termasuk agrowisata yang layak untuk dikembangkan dan menjadi daya tarik untuk dijadikan destinasi wisata.
Potensi agrowisata yang menarik dikembangkan yaitu buah khas daerah jeruk garut yang dapat dipetik dan dinikmati langsung dari kebunnya.
"Ide wisata jeruk garut ini berawal dari melihat potensi yang ada di daerah, khususnya pertanian, kebetulan orang tua sebagai petani dan tiga tahun kebelakang menanam jeruk," katanya.
Ia mengungkapkan, ide agrowisata yang dibangun bersama keluarganya itu terus digeluti dengan menambah fasilitas yang nyaman bagi pengungjung seperti membuat saung, kolam ikan dan kawasan peternakan untuk menambah daya tarik.
Agrowisata itu, kata dia, dipadukan dengan membuka kedai Teh Nyaneut yang disuguhkan untuk pengunjung menikmati hangatnya air teh serta liwet dan makanan khas masyarakat Sunda.
"Dari sanalah kepikiran mengembangkan dan mempromosikan jeruk garut dengan konsep wisata agro, ditambah ibu senang masak, jadi dibikin saja paket kunjungan ke sana dengan nama Nyaneut di kebun jeruk, menu khasnya liwet kentang," katanya.
Ia menambahkan, tujuan mengembangkan agrowisata itu untuk mempromosikan Garut dengan anekaragamnya di bidang pertanian, sekaligus melestarikan salah satu budaya asli Parahyangan masyarakat kaki Gunung Cikuray yakni minum teh hangat.
Ia berharap, usaha yang dirintis oleh keluarganya dapat mendorong generasi muda untuk tidak malu berwirausaha di bidang pertanian.
"Usaha tani itu menjanjikan apalagi jika kita mengelola dan mengemasnya dengan baik, dengan ide kreatif," katanya.
Menurut dia, perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan agrowisata melalui kebijakan dan promosi daerah untuk menjadikan Garut sebagai destinasi agrowisata.
"Garut adalah salah satu daerah tujuan wisata, khususnya wisata agro sesuai dengan potensi unggulannya, diharapkan masyarakat mencintai dan mengapresiasi produk asli Indonesia," kata Dasep itu.
Sementara itu, wisatawan yang ingin menikmati kebun jeruk garut tesebut dapat ditempuh dengan jarak sejauh 24 km atau sekitar 45 menit menggunakan kendaraan dari kawasan Garut Kota.
Lokasi yang berada di kawasan dataran tinggi Garut itu, pengunjung dapat memetik sendiri buah jeruk garut sebanyak 1 kg, kemudian gratis minuman jus jeruk.
Selain itu, bagi pengunjung anak-anak disediakan area bermain kebun, kemudian bagi dewasa ada arena pemancingan, pengunjung juga dapat menikmati paket liwet kentang ayam pejantan atau ikan dan minuman khas Cikajang yaitu teh hangat dilengkapi makanan umbi-umbian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017