Antarajabar.com - PT Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI) mendorong para investor pasar modal pemegang fasilitas kartu Akses (Acuan Kepemilikan Sekuritas) untuk melakukan login serta memanfaatkan kemudahan pemantauan portifolio investasinya yang dikelola perusahaan efek.
"Hingga saat ini investor yang melakukan login kartu Akses-KSEI masih sangat rendah. Di wilayah Bandung misalnya dari 23.436 investor pemegang SID, baru 2.979 investor saja yang telah melakukan login. Artinya hanya lima persenya saja," kata Kepala Unit Pengembangan Layanan KSEI Amrizal Arief dalam kegiatan sosialisasi Kartu Akses-KSEI di Bandung, Senin.
Menurut dia, kartu Akses dan login secara online adalah hak yang bisa dimanfaatkan oleh investor untuk selalu memantau perkembangan investasinya yang dilakukan secara online.
Menurut dia, fasiltias kartu Akses itu akan menjadi bagian penting, selain memberikan informasi portofolio investasinya juga mendorong transparansi dan akurasi informasi dan pada giliranya akan menarik minat investor baru.
Fasilitas itu, menurut Amrizal merupakan bagian program pengembangan pasar modal terkait mekanisme perlindungan investor yang telah disediakan oleh KSEI sebagai lembaga penyimpan dan penyelesaian di pasar modal.
"Ada beberapa alasan para investor belum menggunakan haknya melakukan login dan memantau langsung investasinya di internet, salah satunya masih kurang informasi yang mereka dapatkan terkait kartu Akses, atau mereka selama ini terlalu mengandalkan informasi dari brokernya, atau memang belum mendatpakan kartu Aksesnya," kata Amrizal.
Oleh karea itu, KSEI juga mendorong para broker yang memfasilitasi para investor pasar modal untuk memberikan informasi terkait fasilitas yang akan mempermudah tugas mereka bagi para nasabahnya.
"Kartu Akses itu memberikan kemudahan dan teransparansi, dan ke depan akan menjadi bagian penting bagi investor. Selain itu kartu Akses itu juga membuat investor menjadi lebih aktif lagi," katanya.
Selain itu, KSEI menurut dia juga mengusung kampanye "Yuk Nabung Saham" sebagai upaya meningkatkan investor di pasar modal. Bahkan untuk menggairahkan minat investasi di bursa, sejumlah sekuritas mengusung berbagai program layanan salah satunya membuka kesempatan nabung saham reksadana hingga Rp10 ribu.
"Selain edukasi bagi masyarakat untuk jadi investor pasar modal, juga ada beberapa keuntungan jangka pendek dan panjang yang diperoleh. Salah satunya layanan transaksi melalui ATM di bank yang telah menjadi bagian kerja sama dan layanan," katanya.
Sementara itu Perwakilan KSEI Bandung, Ahmad Dirgantara menyebutkan berdasarkan data KSEI per 31 Oktober 2016, Jabar tercatat menempati urutan kedua dari 34 provinsi di Indonesia setelah DKI dalam jumlah investor yakni sebanyak 83.964 orang. Jumlah itu meningkat 26 persen dibanding tahun 2015 sebanyak 66.408 investor.
"Jabar berada di peringkat kedua setelah Jakarta dari sisi jumlah investor yakni 66.408 investor, dan dari jumlah itu jumlah investor tertinggi di wilayah itu Kota Bandung sebanyak 23.436 investor," kata Ahmad Dirgantara.
Ahmad menyebutkan, Jawa Barat memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Hingga saat ini investor yang melakukan login kartu Akses-KSEI masih sangat rendah. Di wilayah Bandung misalnya dari 23.436 investor pemegang SID, baru 2.979 investor saja yang telah melakukan login. Artinya hanya lima persenya saja," kata Kepala Unit Pengembangan Layanan KSEI Amrizal Arief dalam kegiatan sosialisasi Kartu Akses-KSEI di Bandung, Senin.
Menurut dia, kartu Akses dan login secara online adalah hak yang bisa dimanfaatkan oleh investor untuk selalu memantau perkembangan investasinya yang dilakukan secara online.
Menurut dia, fasiltias kartu Akses itu akan menjadi bagian penting, selain memberikan informasi portofolio investasinya juga mendorong transparansi dan akurasi informasi dan pada giliranya akan menarik minat investor baru.
Fasilitas itu, menurut Amrizal merupakan bagian program pengembangan pasar modal terkait mekanisme perlindungan investor yang telah disediakan oleh KSEI sebagai lembaga penyimpan dan penyelesaian di pasar modal.
"Ada beberapa alasan para investor belum menggunakan haknya melakukan login dan memantau langsung investasinya di internet, salah satunya masih kurang informasi yang mereka dapatkan terkait kartu Akses, atau mereka selama ini terlalu mengandalkan informasi dari brokernya, atau memang belum mendatpakan kartu Aksesnya," kata Amrizal.
Oleh karea itu, KSEI juga mendorong para broker yang memfasilitasi para investor pasar modal untuk memberikan informasi terkait fasilitas yang akan mempermudah tugas mereka bagi para nasabahnya.
"Kartu Akses itu memberikan kemudahan dan teransparansi, dan ke depan akan menjadi bagian penting bagi investor. Selain itu kartu Akses itu juga membuat investor menjadi lebih aktif lagi," katanya.
Selain itu, KSEI menurut dia juga mengusung kampanye "Yuk Nabung Saham" sebagai upaya meningkatkan investor di pasar modal. Bahkan untuk menggairahkan minat investasi di bursa, sejumlah sekuritas mengusung berbagai program layanan salah satunya membuka kesempatan nabung saham reksadana hingga Rp10 ribu.
"Selain edukasi bagi masyarakat untuk jadi investor pasar modal, juga ada beberapa keuntungan jangka pendek dan panjang yang diperoleh. Salah satunya layanan transaksi melalui ATM di bank yang telah menjadi bagian kerja sama dan layanan," katanya.
Sementara itu Perwakilan KSEI Bandung, Ahmad Dirgantara menyebutkan berdasarkan data KSEI per 31 Oktober 2016, Jabar tercatat menempati urutan kedua dari 34 provinsi di Indonesia setelah DKI dalam jumlah investor yakni sebanyak 83.964 orang. Jumlah itu meningkat 26 persen dibanding tahun 2015 sebanyak 66.408 investor.
"Jabar berada di peringkat kedua setelah Jakarta dari sisi jumlah investor yakni 66.408 investor, dan dari jumlah itu jumlah investor tertinggi di wilayah itu Kota Bandung sebanyak 23.436 investor," kata Ahmad Dirgantara.
Ahmad menyebutkan, Jawa Barat memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016