Antarajabar.com - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) mempersiapkan sejumlah politeknik negeri membuka program studi (prodi) bidang perkeretaapian pada 2017.
"Saat ini sedang digodok untuk mendorong program studi perkeretaapian di beberapa politeknik. Ditargetkan pada 2017 ada dua Politeknik Negeri yang membuka prodi perkeretaapian," kata Direktur Pembelajaran Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti Paristiyanti Nurwardani di Bandung, Selasa.
Pembukaan prodi bidang perkeretaapian itu, kata dia merupakan sebuah terobosan untuk memperkuat dan mematangkan kesiapan SDM bidang perkeretaapian di Indonesia.
"Saat ini SDM perkeretaapian belum ada program khususnya, dan Politeknik merupakan lembagayang tepat sehingga nantinya penyiapan SDM perkeretaapian akan terintegrasi dan sinergi," katanya.
Rencana itu, kata dia sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang dari pemerintah yang mendorong transportasi massal menjadi masa depan transportasi di negeri ini.
Kemenristek Dikti telah menandatangani kerja sama dengan Tiongkok terkait pengembangan program perkeretaapian itu. Pihaknya akan memfasilitasi mahasiswa Indonesia melakukan pertukaran pelajar dengan Tiongkok baik itu untuk program magister maupun doktoral.
"Jadi semuanya akan ditanggung oleh Tiongkok, termasuk biaya hidupnya. Dan kami membuka kesempatan itu," katanya.
Terkait pembukaan prodi bidang perkeretaapian, kata Paristiyanti pihaknya akan mengembangkan pola 'tripel helix' yang melibatkan pemerintah, bisnis dan dunia pendidikan.
"Kami akan sinergi dengan perusahaan perkeretaapian dan juga perhubungan, dan kurikulumnya juga tengah dibahas bekerjasama dengan Tiongkok. Dipilih Tiongkok karena negara itu telah berhasil mengembangkan tranportasi kereta api," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng sejumlah negara di Eropa dalam pengembangan kurikulum prodi perkeretaapian itu, antara lain Jerman dan Prancis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Saat ini sedang digodok untuk mendorong program studi perkeretaapian di beberapa politeknik. Ditargetkan pada 2017 ada dua Politeknik Negeri yang membuka prodi perkeretaapian," kata Direktur Pembelajaran Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti Paristiyanti Nurwardani di Bandung, Selasa.
Pembukaan prodi bidang perkeretaapian itu, kata dia merupakan sebuah terobosan untuk memperkuat dan mematangkan kesiapan SDM bidang perkeretaapian di Indonesia.
"Saat ini SDM perkeretaapian belum ada program khususnya, dan Politeknik merupakan lembagayang tepat sehingga nantinya penyiapan SDM perkeretaapian akan terintegrasi dan sinergi," katanya.
Rencana itu, kata dia sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang dari pemerintah yang mendorong transportasi massal menjadi masa depan transportasi di negeri ini.
Kemenristek Dikti telah menandatangani kerja sama dengan Tiongkok terkait pengembangan program perkeretaapian itu. Pihaknya akan memfasilitasi mahasiswa Indonesia melakukan pertukaran pelajar dengan Tiongkok baik itu untuk program magister maupun doktoral.
"Jadi semuanya akan ditanggung oleh Tiongkok, termasuk biaya hidupnya. Dan kami membuka kesempatan itu," katanya.
Terkait pembukaan prodi bidang perkeretaapian, kata Paristiyanti pihaknya akan mengembangkan pola 'tripel helix' yang melibatkan pemerintah, bisnis dan dunia pendidikan.
"Kami akan sinergi dengan perusahaan perkeretaapian dan juga perhubungan, dan kurikulumnya juga tengah dibahas bekerjasama dengan Tiongkok. Dipilih Tiongkok karena negara itu telah berhasil mengembangkan tranportasi kereta api," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng sejumlah negara di Eropa dalam pengembangan kurikulum prodi perkeretaapian itu, antara lain Jerman dan Prancis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016