Antarajabar.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) membukukan laba bersih hingga triwulan ketiga 2016 sebesar Rp1,392 triliun atau tumbuh 55,6 persen year on year (yoy).
"Bank BJB menutup triwulan ketiga tahun 2016 dengan hasil yang positif dengan membukukan laba bersih Rp1,392 triliun, tumbuh 55,6 persen (yoy). Faktor penyumbang terbesar dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 27,3 persen (yoy)," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan pada analis meeting kuarter ketiga 2016 Bank BJB di Jakarta, Jumat.
Irfan menyebutkan, pengelolaan biaya operasional yang sehat serta keberhasilan mengendalikan struktur pendanaan menjadi lebih efesien bank itu mencatat "net interest margin" (NIM) terjaga pada level 7,2 persen.
Hadir pada analys meeting itu seluruh jaran direksi Bank BJB, dewan komisaris, serta para analis pasar modal, investor serta pihak yang berkepentingan lainnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebagai lembaga perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi, Bank BJB mencatat pertumbuhan kredit sebesar 15,7 persen. Terbesar masih kredit konsumer. Tumbuh 15 persen, kredit komersial tumbuh 33 persen dan kredit infrastuktur tumbuh 33 persen.
"Yang cukup signifikan, kami berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 1,7 persen," katanya.
Pihaknya mengembangkan management risiko kredit untuk mencegah kredit macet, sehingga terjadi penurunan NPL yang signifikan. Bahkan untuk kredit baru, kata Irfan kredit macetnya nol persen atau lancar.
Khusus untuk kredit infrastruktur pihaknya terus menggandeng mitra untuk pembiayaan infrastruktur dengan sumber dana dari APBN dan APBD. Untuk program proyek besar pihaknya ikut dalam sindikasi bersama salah satunya dengan PT Waskita Karya dalam beberapa proyek. Ke depan pihaknya menjajaki pembiayaan sindikasi untuk pembangunan jalan tol di kawasan Pandeglang Provinsi Banten.
Sedangkan dari sisi permodalan, kata Irfan rasio kecukupan modal (CAR) pada akhir kuarter ketiga menjadi 18,1 persen. Kondisi itu memberikan ruang yang cukup untuk melakukan ekspansi bisnis di masa mendatang.
Lebih lanjut Dirut Bank BJB itu menyebutkan, pihaknya telah mendapat pengakuan dari dunia internasional yang mana pada September 2016 bank ber ticker BJBR itu terpilih sebagai "the best small cap company in Indonesia" dari Finance Asia yang bermarkas di Hongkong.
"Pengakuan ini terbilang istimewa karena ditentukan atas hasil polling oleh 300 investor atau analis di Asia dan Pasific," kata Ahmad Irfan yang juga terpilih menjadi finalis Asian Bussiness Leader Award (ABLA) yang diikuti 66 CEO se-Asia itu menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Bank BJB menutup triwulan ketiga tahun 2016 dengan hasil yang positif dengan membukukan laba bersih Rp1,392 triliun, tumbuh 55,6 persen (yoy). Faktor penyumbang terbesar dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 27,3 persen (yoy)," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan pada analis meeting kuarter ketiga 2016 Bank BJB di Jakarta, Jumat.
Irfan menyebutkan, pengelolaan biaya operasional yang sehat serta keberhasilan mengendalikan struktur pendanaan menjadi lebih efesien bank itu mencatat "net interest margin" (NIM) terjaga pada level 7,2 persen.
Hadir pada analys meeting itu seluruh jaran direksi Bank BJB, dewan komisaris, serta para analis pasar modal, investor serta pihak yang berkepentingan lainnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebagai lembaga perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi, Bank BJB mencatat pertumbuhan kredit sebesar 15,7 persen. Terbesar masih kredit konsumer. Tumbuh 15 persen, kredit komersial tumbuh 33 persen dan kredit infrastuktur tumbuh 33 persen.
"Yang cukup signifikan, kami berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 1,7 persen," katanya.
Pihaknya mengembangkan management risiko kredit untuk mencegah kredit macet, sehingga terjadi penurunan NPL yang signifikan. Bahkan untuk kredit baru, kata Irfan kredit macetnya nol persen atau lancar.
Khusus untuk kredit infrastruktur pihaknya terus menggandeng mitra untuk pembiayaan infrastruktur dengan sumber dana dari APBN dan APBD. Untuk program proyek besar pihaknya ikut dalam sindikasi bersama salah satunya dengan PT Waskita Karya dalam beberapa proyek. Ke depan pihaknya menjajaki pembiayaan sindikasi untuk pembangunan jalan tol di kawasan Pandeglang Provinsi Banten.
Sedangkan dari sisi permodalan, kata Irfan rasio kecukupan modal (CAR) pada akhir kuarter ketiga menjadi 18,1 persen. Kondisi itu memberikan ruang yang cukup untuk melakukan ekspansi bisnis di masa mendatang.
Lebih lanjut Dirut Bank BJB itu menyebutkan, pihaknya telah mendapat pengakuan dari dunia internasional yang mana pada September 2016 bank ber ticker BJBR itu terpilih sebagai "the best small cap company in Indonesia" dari Finance Asia yang bermarkas di Hongkong.
"Pengakuan ini terbilang istimewa karena ditentukan atas hasil polling oleh 300 investor atau analis di Asia dan Pasific," kata Ahmad Irfan yang juga terpilih menjadi finalis Asian Bussiness Leader Award (ABLA) yang diikuti 66 CEO se-Asia itu menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016