Antarajabar.com - Kelompok "Entrepreneur Muda Bandung" akan membangun kawasan usaha terpadu di Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk memfasilitasi pemasaran produk UMKM sehingga bisa berdaya saing dengan produk lain.
"Kawasan bisnis terpadu akan dibangun di areal 8000 meter persegi di Lembang Kabupaten Bandung Barat, ditargetkan tahun 2018 bisa beroperasi," kata Ketua Entrepreneur Muda Bandung (EMB), Lina Meliani di Bandung, Kamis.
Menurut Lina lokasi itu cukup strategis dan untuk meningkatkan kunjungan EMB menggandeng perusahaan agen perjalanan wisata ternama di Kota Bandung sehingga akan menjadi bagian dari progres pasar kawasan terpadu itu.
Pihaknya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki minat, pengetahuan mendalam dan kreatifitas dan mereka yang terlibat pada EMB tersebut merupakan para praktisi bisnis dan akademisi yang sudah memiliki pengalaman dan pengakuan dari keilmuannya.
Keterlibatan para akademisi itu, menurut dia, akan memberikan warna bagi calon wirausaha baru untuk dapat menghasilkan produk yang memiliki daya saing secara nasional dan internasional.
"Kami berupaya memfasilitasi UMKM untuk bisa memperluas pasar atau membuka pasar bareu di dalam maupun di luar negeri. Pasar produk UMKM kita sangat besar dan terbuka lebar. Terlebih banyaknya pelaku usaha kreatif di sini," kata Lina.
Lebih lanjut Ketua EMB menyatakan UMKM merupakan ujung tombak perekonomian dan dapat dijadikan indikator suatu negara dalam melihat kondisi ekonomi yang sedang terjadi.
Pengembangan UMKM sering mendapat kendala terutama dari sisi pemasaran produk, desain, kualitas dan pencatatan keuangan.
"Kendala itu menjadi tantangan yang harus dientaskan, minimal diminimalisasi. Kendala lain dalam mendapatkan ruang pemasaran terkadang dihadapkan dengan tarif yang mahal," katanya.
Ia mencontohkan ketika UMKM akan bekerjasama dengan pusat penjualan produk , pelaku usaha dikenakan tarif mulai 30 persen, 35 persen atau bahkan lebih.
"Tingginya tarif yang ditetapkan untuk bagi hasil sangat memberatkan. Tak jarang UMKM mengurungkan niat mereka untuk ikut terlibat dalam pasar yang dikuasai pemodal unggul," katanya.
Oleh karenanya, UKMK harus mendapatkan solusi pemasaran, karena dari sisi kualitas produk sebenarnya memiliki daya saing namun terkendala biaya operasional dalam memenuhi permintaan pelanggan.
Program kawasan wisata terpadu yang digagas itu, kata Lina tujuan akhirnya pembangunan SDM dan pengembangan produk wirausaha.
"Kawasan itu juga akan dijadikan rumah inovasi khusus pengembangan bisnis. Para Inovator yang tergabung akan mendapat paten dari hasil karyanya dan akan dikerjasamakan dengan investor," katanya.
Entrepreneur Muda Bandung juga melakukan perjalanan ke sejumlah kampur di Kota Bandung kampus dalam rangka melakukan pencetakan wirausaha baru.
Sementara itu diskusi Entrepreneur Muda Bandung yang dihadiri ratusan pelaku UMKM dan mahasiswa itu juga dihadiri pemakalah dari Dinas UMKM Jawa Barat, Dinas Industri dan Perdagangan serta dari mitra pengembangan UMKM di Jawa Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Kawasan bisnis terpadu akan dibangun di areal 8000 meter persegi di Lembang Kabupaten Bandung Barat, ditargetkan tahun 2018 bisa beroperasi," kata Ketua Entrepreneur Muda Bandung (EMB), Lina Meliani di Bandung, Kamis.
Menurut Lina lokasi itu cukup strategis dan untuk meningkatkan kunjungan EMB menggandeng perusahaan agen perjalanan wisata ternama di Kota Bandung sehingga akan menjadi bagian dari progres pasar kawasan terpadu itu.
Pihaknya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki minat, pengetahuan mendalam dan kreatifitas dan mereka yang terlibat pada EMB tersebut merupakan para praktisi bisnis dan akademisi yang sudah memiliki pengalaman dan pengakuan dari keilmuannya.
Keterlibatan para akademisi itu, menurut dia, akan memberikan warna bagi calon wirausaha baru untuk dapat menghasilkan produk yang memiliki daya saing secara nasional dan internasional.
"Kami berupaya memfasilitasi UMKM untuk bisa memperluas pasar atau membuka pasar bareu di dalam maupun di luar negeri. Pasar produk UMKM kita sangat besar dan terbuka lebar. Terlebih banyaknya pelaku usaha kreatif di sini," kata Lina.
Lebih lanjut Ketua EMB menyatakan UMKM merupakan ujung tombak perekonomian dan dapat dijadikan indikator suatu negara dalam melihat kondisi ekonomi yang sedang terjadi.
Pengembangan UMKM sering mendapat kendala terutama dari sisi pemasaran produk, desain, kualitas dan pencatatan keuangan.
"Kendala itu menjadi tantangan yang harus dientaskan, minimal diminimalisasi. Kendala lain dalam mendapatkan ruang pemasaran terkadang dihadapkan dengan tarif yang mahal," katanya.
Ia mencontohkan ketika UMKM akan bekerjasama dengan pusat penjualan produk , pelaku usaha dikenakan tarif mulai 30 persen, 35 persen atau bahkan lebih.
"Tingginya tarif yang ditetapkan untuk bagi hasil sangat memberatkan. Tak jarang UMKM mengurungkan niat mereka untuk ikut terlibat dalam pasar yang dikuasai pemodal unggul," katanya.
Oleh karenanya, UKMK harus mendapatkan solusi pemasaran, karena dari sisi kualitas produk sebenarnya memiliki daya saing namun terkendala biaya operasional dalam memenuhi permintaan pelanggan.
Program kawasan wisata terpadu yang digagas itu, kata Lina tujuan akhirnya pembangunan SDM dan pengembangan produk wirausaha.
"Kawasan itu juga akan dijadikan rumah inovasi khusus pengembangan bisnis. Para Inovator yang tergabung akan mendapat paten dari hasil karyanya dan akan dikerjasamakan dengan investor," katanya.
Entrepreneur Muda Bandung juga melakukan perjalanan ke sejumlah kampur di Kota Bandung kampus dalam rangka melakukan pencetakan wirausaha baru.
Sementara itu diskusi Entrepreneur Muda Bandung yang dihadiri ratusan pelaku UMKM dan mahasiswa itu juga dihadiri pemakalah dari Dinas UMKM Jawa Barat, Dinas Industri dan Perdagangan serta dari mitra pengembangan UMKM di Jawa Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016