Antarajabar.com - Ketua Umum Asosiasi Pita Putih Indonesia (APPI) Ny Giwo Rubianto Wiyogo menyatakaan tingkat kepedulian penurunan angka kematian ibu saat melahirkan belum merata dan perlu ditingkatkan lagi melalui berbagai gerakan dan program sosialisasi.

"Saat ini belum semua masyarakat peduli pada upaya penurunan angka kematian ibu, itu masih menjadi pekerjaan rumah dan APPI memiliki program utama memberikan penyadaran kepada masyarakat," kata Giwo Rubianto Wiyogo di pada lokakarya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat  di Lembang Kabupaten Bandung Barat, Rabu. 
 
Ia menyatakan angka  kematian ibu di Indonesia sudah memperihatinkan. Berdasarkan data, setiap hari sebanyak 40 ibu mati sia-sia di Indonesia. Sedangkan di Jawa Barat  setiap hari ada dua ibu yang melahirkan meninggal.

Ia menyebutkan, ada empat "terlalu" yang harus dihindarkan yang bisa meningkatkan risiko kematian saat melahirkan dan harus dihindari.

"Penyebab kematian ibu itu ada empat terlalu. Yakni, menikah terlalu muda,  melahirkan sudah terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak," katanya.

Selain itu masih ada stigma yang kurang mendukung pencegahan kematian ibu melahirkan itu antara lain menyatakan ibu yang 
meninggal dunia akibat melahirkan mati syahid.

"Ada juga yang menggap sudah risiko. Memang, kehamilan bisa mengurangi risiko kematian," katanya.

Penyebab lain kematian ibu saat melahirkan, kata dia, karena tiga terlambat. Yakni, terlambat mengetahui risiko kehamilan, terlambat memutuskan untuk normal atau operasi, dan terlambat ke poliklinik atau rumah sakit.

"Biasanya, terlambat membawa ke poliklinik atau rumah sakit terjadi di daerah tertinggal," katanya.
 
Seharusnya, kata dia, masyarakat, dunia usaha, keluarga dan pemerintah bisa membuat suasana yang kondusif bagi ibu hamil. Yakni, bagaiman membuat ibu hamil sehat dan membantu menurunkan angka kematian.

"Bila masyarakat peduli, nantinya bisa menekan angka kematian ibu," katanya.

Untuk menyadarkan masyarakat, kata dia, APPI melakukan pelatihan bagi para kader sampai akar rumput atau tingkat kecamatan sampai pedesaan.

Salah satunya melalui pendampingan para kader. Agar, kader ini terus mengedukasi pada masyarakat bagaimana menjaga kehamilannya termasuk waspada dengan risiko kehamilan, memberikan pendampingan pada ibu hamil, dan memberikan informasi sejak usia dini sampai melahirkan.

"Misalnya, ibu hamil ada yang susah makan agar semangat makan jadi makan nasi dan iklan asin padalah itu bisa menyebabkan preklamasi," katanya.

Sementara itu kegiatan lokakarya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas itu, diikuti oleh seratusan peserta yang merupakan kade APPI dari beberapa daerah di Jawa Barat. Hadir pada kesempatan itu Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Ny Alma Luchyati.***4***

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016