Antarajabar.com - Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Dr Setia Mulyawan menuturkan Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah diberlakukan sejak awal tahun 2016.

"Saya melihat MEA itu bukan hanya tantangan tapi peluang. Jadi selain bisa masuk barang dan jasa, tenaga kerja Indonesia juga bisa masuk ke negara lain," kata Setia Mulyawan pada Seminar Ekonomi "Antisipasi Serbuan Tenaga Kerja Asing Pada Perdagangan Bebas MEA", di Bandung, Kamis.

Menurut dia, MEA dapat dimanfaatkan seluruh komponen bangsa untuk bisa menumbuhkan ekonomi Indonesia dengan menembus pasar dunia dan yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia menyiapkan daya saing pekerja dalam negeri.

Ia mengatakan salah satu faktor yang menentukan daya saing itu kata kuncinya yaitu produktifitas dan efisiensi tenaga kerja di Indonesia.

"Contohnya di Indonesia itu kan etnis Padang terkenal dengan etnis yang Jago berdagang, itu bisa jadi peluang bagi kita untuk bisa memanfaatkan MEA ini," kata dia.

Sehingga, kata dia, yang harus dilakukan yaitu menghilangkan high cost ekonomi seperti masalah perizinan karena dalam hal masalah perizinan, Indonesia menempati posisi 109 dalam kemudahan ngurus izin.

"Singapura itu gampang sekali perizinannya, sehingga di Indonesia merupakan ekonomi biaya tinggi dengan harga jual yang tidak kompetitif," katanya.

"Dan untuk menumbuhkan daya saing �tenaga kerja di kita masih banyak tenaga kerja yang pendidikannya di bawah SMA. Ini harus ada inisiasi tenaga kerja tersebut menjadi tenaga terlatih," lanjut Setia.

Ia mengatakan dengan adanya lembaga Balai Latihan Kerja (BLK) maka hal tersebut bisa didorong untuk melakukan akselerasi tenaga kerja, mengupgrade kemampuan dan perguruan tinggi pun harus melahirkan lulusan mereka agar setara dengan lulusan dengan negara lain.

"Saat ini yang paling rendah kita itu bagaimana mendorong kompetensi tenaga kerja. Tapi di balik itu semua, saya pptimis kita bisa bersaing," katanya.

Pewarta: Ajats

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016