Antarajabar.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) menutup triwulan II tahun 2016 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp905 miliar atau meningkat 56,3 persen "year on year" (yoy).
"Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih Bank BJB berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 25,9 persen (yoy) dan fee based income yang tumbuh 8,4 persen (yoy)," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan pada Analyst Meeting kuarter kedua 2016 di Bandung, Kamis (28/7).
Ia menyatakan keberhasilan mengendalikan struktur pendanaan menjadi lebih efisien juga menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja bank itu.
Selain Direktur Utama Bank BJB hadir pula seluruh jajaran direksi, dewan komisaris, serta tamu undangan yang merupakan analis-analis pasar modal maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Lebih lanjut Ahmad Irfan menjelaskan sebagai lembaga perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi, Bank BJB berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup baik, yakni mencapai 15,2 persen (y-o-y).
Selain melakukan ekspansi, Bank BJB juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi sebesar 2,0 persen.
Dari sisi permodalan, Bank BJB berhasil meningkatkan kapasitasnya, salah satunya dengan melakukan revaluasi aset senilai Rp1,5 triliun pada akhir bulan Juni lalu, sehingga saat ini rasio kecukupan modal (CAR) naik menjadi sebesar 17,7 persen dan memberikan ruang yang cukup untuk melakukan ekspansi bisnis di masa yang akan datang.
"Kami bertekad untuk melanjutkan tren peningkatan kinerja perseroan di tahun 2016, terlebih saat ini Bank BJB telah ditunjuk sebagai salah satu bank persepsi atau Gateway dalam program tax amnesty yang digulirkan pemerintah," kata Ahmad Irfan menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih Bank BJB berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 25,9 persen (yoy) dan fee based income yang tumbuh 8,4 persen (yoy)," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan pada Analyst Meeting kuarter kedua 2016 di Bandung, Kamis (28/7).
Ia menyatakan keberhasilan mengendalikan struktur pendanaan menjadi lebih efisien juga menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja bank itu.
Selain Direktur Utama Bank BJB hadir pula seluruh jajaran direksi, dewan komisaris, serta tamu undangan yang merupakan analis-analis pasar modal maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Lebih lanjut Ahmad Irfan menjelaskan sebagai lembaga perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi, Bank BJB berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup baik, yakni mencapai 15,2 persen (y-o-y).
Selain melakukan ekspansi, Bank BJB juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi sebesar 2,0 persen.
Dari sisi permodalan, Bank BJB berhasil meningkatkan kapasitasnya, salah satunya dengan melakukan revaluasi aset senilai Rp1,5 triliun pada akhir bulan Juni lalu, sehingga saat ini rasio kecukupan modal (CAR) naik menjadi sebesar 17,7 persen dan memberikan ruang yang cukup untuk melakukan ekspansi bisnis di masa yang akan datang.
"Kami bertekad untuk melanjutkan tren peningkatan kinerja perseroan di tahun 2016, terlebih saat ini Bank BJB telah ditunjuk sebagai salah satu bank persepsi atau Gateway dalam program tax amnesty yang digulirkan pemerintah," kata Ahmad Irfan menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016