Antarajabar.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) menggulirkan program resi gudang bagi para petani kopi di Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan akses keuangan mereka.
"Bank BJB telah menggulirkan program resi gudang bagi para petani di sejumlah sentra padi di Jabar, dan kali ini resi gudang kami terapkan bagi petani kopi di Garut," kata Direktur Komersial Bank BJB Suwartini di Bandung, Rabu.
Menurut dia sistem resi gudang itu akan membantu para petani untuk mendapatkan harga jual yang layak sehingga mereka tetap bisa menikmati keuntungan dari tanaman mereka.
Bisanya saat musim panen atau waktu-waktu tertentu harga kopi turun, nah dengan sistem resi gudang petani bisa menyimpan di gudang kemudian mendapat resi gudang dari BJB dan bisa diuangkan. Baru setelah harga menguntungkan maka kopi itu bisa dijual dan digunakan untuk menembus pinjaman resi gudang.
"Sistem resi gudang ini mengedukasi petani untuk bisa menjadi budaya bagi mereka untuk tidak tergesa-gesa menjual hasil produksi mereka. Sistem resi gudang akan efektif dan para petani akan terbiasa dengan sistem ini," kata Suwartini.
Sistem resi gudang Bank BJB telah bergulir di sentra padi Jabar seperti di Subang, Indramayu, Karawang, Cirebon dan Cianjur. Sementara itu Cianjur tercatat paling bagus serapan sistem resi gudangnya itu.
Sedangkan untuk para petani kopi sistemnya tidak jauh beda, dan Kabupaten Bandung menjadi salah satu pilot project program sistem resi gudang bagi para petani kopi.
"Sepertihalnya gabah, kopi juga tahan lama dan bisa disimpan di gudang. Sistem dan operasionalnya tidak jauh beda dengan sistem resi gudang gabah yang telah bergulir selama ini," kata Suwartini.
Namun demikian, ia tidak menyebutkan target cakupan resi gudang bagi petani kopi itu, namun sebagai tahap awal miniman para petani tahu sistem resi gudang bisa juga untuk produksi kopi.
"Akses keuangan bagi petani itu tidak hanya pembiayaan konvensional, namun juga bisa melalui produk layanan lainnya, salah satunya sistem resi gudang ini," katanya.
Sementara itu salah seorang petani kopi Garut, Agus A menyatakan senang adanya banyak peluang akses keuangan bagi petani kopi. Salah satunya dengan sistem resi gudang yang ditawarkan oleh Bank BJB.
"Saya baru tahu dan ternyata sistem resi gudang bisa untuk kopi. Tentunya ini akan memberikan banyak pilihan dan solusi bagi kami, terutama untuk bisa mendapatkan harga yang layak," kata Agus menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Bank BJB telah menggulirkan program resi gudang bagi para petani di sejumlah sentra padi di Jabar, dan kali ini resi gudang kami terapkan bagi petani kopi di Garut," kata Direktur Komersial Bank BJB Suwartini di Bandung, Rabu.
Menurut dia sistem resi gudang itu akan membantu para petani untuk mendapatkan harga jual yang layak sehingga mereka tetap bisa menikmati keuntungan dari tanaman mereka.
Bisanya saat musim panen atau waktu-waktu tertentu harga kopi turun, nah dengan sistem resi gudang petani bisa menyimpan di gudang kemudian mendapat resi gudang dari BJB dan bisa diuangkan. Baru setelah harga menguntungkan maka kopi itu bisa dijual dan digunakan untuk menembus pinjaman resi gudang.
"Sistem resi gudang ini mengedukasi petani untuk bisa menjadi budaya bagi mereka untuk tidak tergesa-gesa menjual hasil produksi mereka. Sistem resi gudang akan efektif dan para petani akan terbiasa dengan sistem ini," kata Suwartini.
Sistem resi gudang Bank BJB telah bergulir di sentra padi Jabar seperti di Subang, Indramayu, Karawang, Cirebon dan Cianjur. Sementara itu Cianjur tercatat paling bagus serapan sistem resi gudangnya itu.
Sedangkan untuk para petani kopi sistemnya tidak jauh beda, dan Kabupaten Bandung menjadi salah satu pilot project program sistem resi gudang bagi para petani kopi.
"Sepertihalnya gabah, kopi juga tahan lama dan bisa disimpan di gudang. Sistem dan operasionalnya tidak jauh beda dengan sistem resi gudang gabah yang telah bergulir selama ini," kata Suwartini.
Namun demikian, ia tidak menyebutkan target cakupan resi gudang bagi petani kopi itu, namun sebagai tahap awal miniman para petani tahu sistem resi gudang bisa juga untuk produksi kopi.
"Akses keuangan bagi petani itu tidak hanya pembiayaan konvensional, namun juga bisa melalui produk layanan lainnya, salah satunya sistem resi gudang ini," katanya.
Sementara itu salah seorang petani kopi Garut, Agus A menyatakan senang adanya banyak peluang akses keuangan bagi petani kopi. Salah satunya dengan sistem resi gudang yang ditawarkan oleh Bank BJB.
"Saya baru tahu dan ternyata sistem resi gudang bisa untuk kopi. Tentunya ini akan memberikan banyak pilihan dan solusi bagi kami, terutama untuk bisa mendapatkan harga yang layak," kata Agus menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016