Antarajabar.com - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Unpad, Bandung, kembali mengadakan acara Praktik Persidangan PBB (Model United Nations) untuk keempat kalinya yang ditujukan bagi mahasiswa dari seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

Menurut keterangan tertulis panitia yang didapat Antara di Bandung, Kamis, Praktik Persidangan PBB merupakan kegiatan ekstrakulikuler yang populer di Amerika Serikat dan pertama kali dimulai sebagai Praktik Persidangan Liga Bangsa-Bangsa (Model League of Nations) oleh Universitas Harvard pada 1927.

Keterangan itu menyebutkan, diselenggarakannya "Model UN" di Universitas Padjadjaran  yakni untuk memperkenalkan praktik persidangan di PBB sebagai ekstrakulikuler yang berdaya saing internasional kepada mahasiswa perguruan tinggi, memfasilitasi minat, bakat, dan permintaan kalangan mahasiswa perguruan tinggi di Bandung dan sekitarnya, serta komunitas "Model UN" di Indonesia untuk mengikuti konferensi "Model UN" berkualitas internasional di dalam negeri.

Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Unpad telah melaksanakan kegiatan dengan nama populer "Pad-MUN" itu sebanyak tiga kali berturut-turut dengan mendapat minat tinggi dari kalangan mahasiswa berbagai kota dan juga negara tetangga, Malaysia.

Disebutkan, setelah pada 2015 membuka diri untuk keikutsertaan mahasiswa secara nasional, pada 2016 acara itu ditetapkan untuk maju ke kancah internasional. Untuk itu, acara yang akan digelar pada 25-27 Mei itu terbuka bagi mahasiswa dari seluruh negara.

Akan ada empat dewan yang akan disimulasikan di "Padjadjaran MUN 2016", yaitu "Mars Constitution Convention 2121 with topic Colonization of Mars 2121", "Paris Peace Conference 1919 with topic Covenant of the League of Nations & Treaty of Versailles", "United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women) with topic Women and the Sustainable Development Goals & Gender Issues in COnflic Prevention and Post-Conflict Resolution", and "Expanded ASEAN Maritime Forum with topic Disputed Maritime Territory and Piracy & International Maritime Crisis". 


 

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016