Antarajabar.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) membagikan deviden senilai Rp828 miliar atau 60 persen dari laba bersih tahun 2015 yang disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bank itu di Bandung, Rabu.
"Total nilai deviden yang dibagikan adalah 60 persen, sisanya untuk modal perusahaan tahun ini. Itu diambil dari laba bersih yang didapat tahun 2015," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan.
Direktur Utama Bank BJB menyatakan menyebutkan para pemegang sahammenyepakati bila pemegang saham akan mendapatkan deviden sebesar Rp84,8 per lembar saham.
Laba bersih Bank BJB tahun 2015 mencapai Rp1,38 triliun, sehingga 60 persen deviden yang dibagikan untuk para pemegang saham mencapai Rp828 miliar rupiah lebih.
Ia mengakui penetapan besaran pembagian deviden berlangsung cukup alot. Bank BJB menurutnya harus tetap memegang rekomendasi dari pihak OJK, dimana deviden yangdirekomendasikan adalah sebesar 40 persen dari laba bersih.
"Tapi disepakati 60 persen, karena memang ada kebutuhan penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mana PAD untuk pembangunan Jabar dan Banten, jangan sampai juga PAD terganggu, jadi disepakati sebesar itu," katanya.
Selain membahas besaran deviden, RUPS itu juga menetapkan pengangkatan komisaris independen yang beru Suwarta. Sedangkan nama Taufiqurahman Ruqi yang disebut-sebut akan menempati posisi Komisaris Utama bank itu belum dikukuhkan dalam RUPS itu.
Pelaksana Tugas Komisaris Utama Bank BJB Klemi Subiyantoro menyebutkan terkait rencana penempatan kembali Taufiqurahman Ruqi menjadi Komisaris Utama, pihaknya masih menunggu hasil fit and propertest dari OJK. Pihaknya telah mengajukan fit and propertest yang bersangkutan dan tinggal menunggu hasilnya.
"Untuk Komisaris Utama, kami juga harus menunggu hasil fit and propertest dari OJK, kebetulan belum turun untuk Pak Taufik. Saya sendiri pelaksana tugas di Komisaris Utama. Bila sudah ada hasil fit and propert mungkin mekanismenya dalam RUPS luar biasa," kata Klemi Subiantoro.
Sebelumnya, Taufiqqurahman Ruqi menempati posisi Komisaris Utama Bank BJB, namun saat itu yang bersangkutan diminta kembali menjadi Ketua Komisioner KPK sehingga harus melepas jabatannya di bank itu.
Sementara itu dalam RUPS itu juga dipaparkan kinerja Bank BJB sepanjang 2015 yang mana pada saat kelesuan industri perbankan nasional yang turun sebesar -6,7 persen, laba perusahaan malahan naik sebesar 24,7 persen dibandingkan tahun 2014. Total asset perusahaan tercatat mencapai Rp88,7 triliun atau naik sebesar 16,9 persen.
Komisaris Independent Pelaksana Tugas Komisaris Utama Klemi Subiyantoro menambahkan untuk menambah modal kerja perusahaan Bank BJB juga kemungkinan besar akan melakukan right issue.
"Namun untuk kapan dan berapa kebutuhannya masih harus dikaji lebih dulu. Sebab pembagian deviden kali ini memang besar, mencapai 60 persen. Penambahan modal tentunya diperlukan," kata Klemi Subiantoro menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Total nilai deviden yang dibagikan adalah 60 persen, sisanya untuk modal perusahaan tahun ini. Itu diambil dari laba bersih yang didapat tahun 2015," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan.
Direktur Utama Bank BJB menyatakan menyebutkan para pemegang sahammenyepakati bila pemegang saham akan mendapatkan deviden sebesar Rp84,8 per lembar saham.
Laba bersih Bank BJB tahun 2015 mencapai Rp1,38 triliun, sehingga 60 persen deviden yang dibagikan untuk para pemegang saham mencapai Rp828 miliar rupiah lebih.
Ia mengakui penetapan besaran pembagian deviden berlangsung cukup alot. Bank BJB menurutnya harus tetap memegang rekomendasi dari pihak OJK, dimana deviden yangdirekomendasikan adalah sebesar 40 persen dari laba bersih.
"Tapi disepakati 60 persen, karena memang ada kebutuhan penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mana PAD untuk pembangunan Jabar dan Banten, jangan sampai juga PAD terganggu, jadi disepakati sebesar itu," katanya.
Selain membahas besaran deviden, RUPS itu juga menetapkan pengangkatan komisaris independen yang beru Suwarta. Sedangkan nama Taufiqurahman Ruqi yang disebut-sebut akan menempati posisi Komisaris Utama bank itu belum dikukuhkan dalam RUPS itu.
Pelaksana Tugas Komisaris Utama Bank BJB Klemi Subiyantoro menyebutkan terkait rencana penempatan kembali Taufiqurahman Ruqi menjadi Komisaris Utama, pihaknya masih menunggu hasil fit and propertest dari OJK. Pihaknya telah mengajukan fit and propertest yang bersangkutan dan tinggal menunggu hasilnya.
"Untuk Komisaris Utama, kami juga harus menunggu hasil fit and propertest dari OJK, kebetulan belum turun untuk Pak Taufik. Saya sendiri pelaksana tugas di Komisaris Utama. Bila sudah ada hasil fit and propert mungkin mekanismenya dalam RUPS luar biasa," kata Klemi Subiantoro.
Sebelumnya, Taufiqqurahman Ruqi menempati posisi Komisaris Utama Bank BJB, namun saat itu yang bersangkutan diminta kembali menjadi Ketua Komisioner KPK sehingga harus melepas jabatannya di bank itu.
Sementara itu dalam RUPS itu juga dipaparkan kinerja Bank BJB sepanjang 2015 yang mana pada saat kelesuan industri perbankan nasional yang turun sebesar -6,7 persen, laba perusahaan malahan naik sebesar 24,7 persen dibandingkan tahun 2014. Total asset perusahaan tercatat mencapai Rp88,7 triliun atau naik sebesar 16,9 persen.
Komisaris Independent Pelaksana Tugas Komisaris Utama Klemi Subiyantoro menambahkan untuk menambah modal kerja perusahaan Bank BJB juga kemungkinan besar akan melakukan right issue.
"Namun untuk kapan dan berapa kebutuhannya masih harus dikaji lebih dulu. Sebab pembagian deviden kali ini memang besar, mencapai 60 persen. Penambahan modal tentunya diperlukan," kata Klemi Subiantoro menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016