Antarajabar.com - Sikap optimistis pelaku usaha serta komitmen konsumen menggunakan produk dalam negeri merupakan modal utama pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kata  Kepala Divisi Advisory Ekonomi dan Keuangan Daerah  Bank Indonesia Perwakilan  Jawa Barat Azka Subhan di Bandung, Kamis.
       
"Berdasarkan kemampuan dan daya saing, pelaku usaha dan produk Indonesia memiliki kelas di atas, sehingga pelaku usaha harus optimistis dan memperluas jejaring," kata Azka Subhan pada diskusi pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Lokal Menghadapi MEA itu.
        
Menurut dia, era pasar bebas ASEAN itu harus dijadikan tonggak peringatan bagi dunia usaha maupun stake holder lain untuk melancarkan strategi.
        
"Kita sudah harus memiliki bertahan dari gempuran tenaga kerja dan produk asing atau menyerang balik dengan segala potensi yang dimiliki Indonesia," katanya.
        
Ia menyebutkan pergerakan barang dan orang antar negara Asia Tenggara kian intensif dan meningkat. Hal itu mendorong  kunjungan tenaga kerja asing meningkat, termasuk sejumlah produk mengalir ke pasar ritel.
        
Menurut Azka kualitas dan daya saing produk Indonesia cukup diperhitungkan di luar negeri. Dan sukses story tersebut dibuktikan dengan hadirnya sejumlah produk dalam negeri di pasar ritel negara ASEAN, terutama Malaysia dan Singapura.
       
"Wisatawan Singapura dan Malaysia banyak yang membeli produk fesyen di Pasar Baru. Artinya bila dicoba jual itu ke selain kedua negara itu, saya rasa tidak mungkin kalau sampai tidak laku," katanya.
        
Sementara itu  peringkat indeksi daya saing dunia, kata dia,  Indonesia hanya setingkat  dari Singapura yang bertengger di ranking dua dari 144 negara. Poii daya saing  Indonesia berada di posisi 34 atau di atas Vietnam posisi 68, Myanmar 134 dan lainnya.
        
Lebih lanjut ia menyebutkan, sektor industri masih menjadi penyumbang terbanyak. Ia mencontohkan sektor industri Jabar menjadi penyumbang 44 persen untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Kontribusi industri Jabar saat ini sekitar 27 persen terhadap industri nasional.
        
"Keunggulan lain disamping industri manufactrur adalah industri kreatif, tekstil, sparepart otomotif, TPT dan masih banyak lagi," katanya.
        
Ia menyebutkan Bank Indonesia Jabar mendorong peningkatan daya saing dunia usaha, salah satunya dengan mendorong pendalaman infrastruktur keuangan, peningkatan kapasitas UMKM, survei UMKM yang potensial dibiayai serta mejnalin kerja sama dengan kementerian, berbankan maupun pemerintah daerah.
        
"Yang jelas banyak succes story di berbagai sektor, pengalaman itu harus ditularkan secara masif, termasuk mencetak pelaku-pelaku usaha baru," kata Azka Subhan menambahkan.

Pewarta: Syarif

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016