Antarajabar.com - Penulis kondang JK Rowling, yang kian dikenal karyanya melalui film "Harry Potter",  mengungkapkan beberapa sekolah sihir di dunia, termasuk di Amerika Serikat (AS).

Namun, penulis "Fantastic Beasts And Where to Find Them" itu ibarat hanya memperlihatkan puncak gunung es. Ia baru mengungkap sekolah sihir prestisius, termasuk Hogwarts tempat yang mengisahkan perjalanan sang Harry Porter.

Berdasarkan tulisan Rowling di situs Pottermore, yang juga dipublikasikan Entertainment Weekly: "Populasi penyihir di sebagian besar negara memilih bersekolah di rumah. Kadang kala, komunitas sihir di negara tertentu hanya sedikit atau tersebar jauh dan belajar tanpa hadir di sekolah dianggap lebih hemat untuk mendidik penyihir muda."

Pilihan bersekolah di rumah (home schooling) itulah membuat hanya ada 11 sekolah yang terdaftar di Konfederasi Internasional Sihir (International Confederation of Wizards/ICW), meski ada juga lembaga pendidikan lain yang lebih kecil, termasuk Hogwarts.

Bagaimana dengan penyihir lain di seluruh dunia? Berikut ini sekelumit info yang diungkap JK Rowling:

Mahoutokoro, berlokasi di Jepang di pulau gunung berapi Minamo Iwo Jima. Istana itu dibuat dari nephrite, sejenis batu giok yang biasanya berwarna putih. Murid diterima di sekolah tersebut sejak berusia tujuh tahun, meski pada usia ini mereka hanya bersekolah pada siang hari dan diantar jemput ke rumah menaiki petrel, sejenis burung laut berukuran raksasa. Mereka masuk asrama pada usia 11 saat menerima jubah ajaib yang tumbuh sesuai apa yang murid lakukan, dan berubah warna mengikuti perkembangan ilmu. Sekolah itu juga dikenal lewat Quidditch, olahraga bola yang pemainnya mengendarai sapu terbang. 

Uagadou, sekolah sihir terbesar di dunia ini berlokasi di Afrika, di tempat tidak spesifik yang JK Rowling sebut Pegununungan Bulan (Mountains of the Moon). Struktur lokasinya digambarkan layaknya dipahat di sisi gunung, dan dikelilingi kabut. Para muridnya cemerlang di bidang astronomi, kimia, mengubah wajah (transfigurasi) dan mantra dengan mengacungkan jari maupun berbagai gerak tangan. Rowling mencatat, tongkat sihir adalah penemuan Eropa. Sebagai ganti burung hantu pengirim surat, murid menerima Pesan Mimpi saat tidur dari kepala sekolah.

Castelobruxo, sekolah serupa kuil emas itu berlokasi di hutan tropis kaya hujan di Brazil, yang terlihat seperti reruntuhan di mata Muggle. J. K. Rowling dalam buku "Harry Porter" mencatat bahwa "muggle" diciptakannya dari kata "mug", yang dalam Bahasa Inggris dapat berarti seseorang yang mudah dibodohi. Di Castelobruxo ada roh mungil dan nakal yang dikenal sebagai Caiporo bertugas melindungi bangunan dan murid asrama yang berseragam jubah hijau dan terampil dalam bidang ilmu pengobatan tanaman (herbologi) dan ilmu kehidupan sihir (magizoologi).

Akademi Beauxbatons, sekolah yang berpartisipasi dalam turnamen Triwizard, yakni kegiatan yang bertujuan mempererat persaudaraan di antara sekolah sihir. Lokasinya diperkirakan di Pegunungan Pyrenees, Prancis, Eropa, dan bangunannya terdiri dari kastil yang dikelilingi taman dan rerumputan. Pyrenees dalam sejarah nyata pada 1659 menjadi lokasi Perjanjian Pyrenees guna mengakhiri perang di antara bangsa Prancis dan Spanyol.

Institut Durmstrang. Durmstrang adalah sekolah sihir yang datang ke Hogwarts untuk bertanding dalam turnamen Triwizard di buku "Harry Potter dan Piala Api" (Harry Potter and the Goblet of Fire), yang pertama kali dipublikasikan 8 Juli 2000. Tidak ada yang tahu tepatnya di mana lokasi sekolah yang paling dirahasiakan di antara 11 lembaga pendidikan sihir, meski diyakini letaknya jauh di utara Eropa. Reputasi Durmstrang ternoda oleh sejumlah penyihir hitam yang menjadi kepala sekolah sepanjang sejarah.

Ilvermony. Rincian mengenai sekolah itu tidak tersedia saat ini. Namun, peta dari Pottermore mengenai sekolah sihir AS menempatkan letaknya di East Coast. Rowling sebelumnya mengungkapkan bahwa meski bukan berada di New York, "... sihir pribumi penting dalam pendirian sekolah ini. Jika saya menyebut sebuah suku, lokasinya akan terungkap."

Penerjemah: Nanien Yuniar

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016