Dokter spesialis kulit dari Rumah Sakit Polri Said Soekanto Jakarta mengatakan kulit bayi amat berbeda dengan orang dewasa karena masih tipis dan rentan, sehingga produk yang digunakan harus berbahan dasar yang aman.
“Kulit bayi itu lebih tipis, lebih rentan dan lebih lemah dari orang dewasa. Sehingga lebih mudah luka, infeksi dan mengalami iritasi,” kata dr. Umi Rinasari, MARS, Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV dalam sebuah acara momfluencer gathering di Jakarta, Rabu.
Umi mengatakan kulit bayi tidak bisa dianggap sebagai versi mini dari kulit orang dewasa. Proteksinya perlu lebih maksimal akibat pembentukan pigmennya yang belum merata.
Pigmen kulit yang belum merata itu membuat kulit bayi lebih mudah terbakar sinar matahari.
Kulit yang masih tipis itu juga akhirnya membuat bayi memproduksi keringat lebih sedikit, sehingga menyebabkan pengaturan suhu tubuhnya jadi mudah terganggu.
Terkait dengan penggunaan produk perawatan kulit (skincare), penyerapan yang terkandung baik dalam krim maupun obat oles amat dapat terserap dengan cepat. Hal ini menyebabkan risiko bayi terpapar iritasi lebih besar.
“Kulit bayi itu pergantian sel kulitnya juga lebih lambat, ini menyebabkan fungsi pelindung kulit dia berkurang,” ucap Umi.
Ia mengingatkan terdapat sejumlah problematika pada kulit yang biasa muncul pada bayi seperti kulit kering (xerosis), kulit kemerahan (erythema), luka (erosion atau blistering) dan ruam popok (diaper rash).
Oleh sebab itu, Umi mengingatkan kepada seluruh orang tua supaya tidak sembarang memilih produk skincare yang banyak dijual di pasaran maupun e-commerce.
Produk bayi yang dipilih sebaiknya mencantumkan informasi yang jelas. Mulai dari takaran isi, tanggal produksi dan tanggal kedaluwarsanya.
Orang tua juga perlu rajin membaca label bahan-bahan produk, guna memastikan zat yang digunakan tidak iritatif atau mengandung bahan yang membuat bayi alergi.
Produk yang digunakan tidak boleh mengandung parfum serta alkohol. Kandungan pH di dalamnya pun lebih baik pilih yang sedikit asam.
“Karena masih sedikitnya jumlah sebum yang diproduksi pada kulit, produk tidak perlu mengandung aksi detergen yang kuat,” katanya.
Pada pemilihan sabun, orang tua harus memilih sabun yang mengandung Surfaktan yang berfungsi untuk mengangkat kotoran. Namun, jenis Surfaktan yang perlu dihindari adalah Sodium Lauryl Sulfate (SLS) atau Sodium Laureth Sulfate (SLES) yang berisiko menyebabkan kekeringan pada kulit dan iritatif.
Sebaiknya, gunakan kandungan Surfaktan Amfoterik (cocamidopropyl betaine) dan surfaktan anionic (PEG-80 sorbitan laurate).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ciri khas kulit bayi dan cara tentukan produk yang aman digunakan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024