Antarajabar.com - Bagi Anda yang pernah menyaksikan enam episode "Star Wars" sebelum episode ketujuh "Force Awakens", ada beberapa perbedaan yang sedikit mencolok dalam "Force Awakens" yang tidak terdapat pada enam seri "Star Wars" sebelumnya.
Karakter "Finn", prajurit rezim First Order, yang diperankan aktor John Boyega pada "Star Wars: The Force Awakens", telah menjadi pembeda sangat jelas dari pasukan berhelem dan berbaju besi putih-putih yang dikenal dengan stormtrooper antara edisi I-VI dan edisi sekarang "Force Awakens".
Perbedaan itu secara implisit dijelaskan dalam dialog Panglima Stormtrooper Jenderal Hux yang menerangkan bahwa prajurit angkasa luar berbaju dan berhelem besi serba putih itu dilatih sejak mereka kecil.
Para calon prajurit Stormtrooper diculik dan dipisahkan dari keluarganya, untuk kemudian dicuci otaknya.
Itu berbeda dari "Episode II: Attack of the Clones" yang diproduksi pada 2002 atau "Episode III: Revenge of the Sith" pada 2005 di mana prajurit-prajurit stormtrooper adalah pasukan yang sama sekali patuh dan hanya melayani Sang Kaisar (Emperor, The Sith).
Pada "Attack of the Clones" pasukan itu hanya diabdikan untuk penciptanya. Pada episode itu, stormtrooper adalah drone yang diciptakan di pabrik sehingga tidak lebih sebagai robot.
Itu berbeda dengan stormtrooper pada "Force Awakens" yang digambarkan sangat manusiawi.
Itu seperti versi animasi "Star Wars: The Clone Wars" dan "Star Wars: Rebels" yang keduanya menggambarkan stormtrooper sebagai individu yang memiliki kepribadiaan sendiri-sendiri serta mempunyai perasaan, termasuk dalam menyikapi perang dan pembunuhan, persis pada karakter "Finn" yang diperankan John Boyega dalam "Force Awakens".
Dengan menolak gagasan bahwa para prajurit rezim "First Order" adalah tentara kloning, "Force Awakens" tidak hanya lebih memberi banyak warna pada karakter film ini, namun juga mengimbuhkan kompleksitas moral pada baik tokoh jahat maupun tokoh kebaikan dalam film ini, demikian Hollywood Reporter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015