Antarajabar.com - Direktur Utama Pilar Sinergi BUMN Indonesia (konsorsium dari PT Wijayakarya, PT KAI, PTPN VIII, dan Jasa Marga) Hanggoro mengatakan ground breaking (peletakan batu pertama) proyek pembangunan kereta Api Cepat Jakarta-Bandung akan mulai dibangun pada awal triwulan kedua tahun 2016.
"Adapun kebutuhan dananya ditaksir mencapai 5,5 miliar Dolar Amerika dengan memakan waktu pembangunan selama tiga. Saat ini kami sedang menunggu peneriban izin amdal yang prosesnya masih berlangsung di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Hanggoro, di Bandung, Selasa.
Ia mengatakan persyaratan lain yang juga sedang diproses dalam proyek Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta tersebut adalah rekomendasi dari Gubernur Jabar dan DKI Jakarta yang ditargetkan akan selesai pada April tahun depan.
"Kami targetkan pada April sudah selesai semua, jadi groundbreaking bisa dilakukan," ujar dia.
Menurut dia, rekomendasi dari Gubernur sebagai pemangku wilayah provinsi ini punya arti penting karena berisi persetujuan trase dan rekomendasi ini akan diberikan kepada Menteri Perhubungan untuk diterbitkan persetujuan penetapan trase.
"Dan alamdulillah Pak Gubernur Jabar sangat support dalam persiapan proses pembangunan kereta api cepat. Jika tanpa dukungan beliau maka engga mungkin bisa cepat tercapai," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan kereta buatan Tiongkok ini akan melintasi mulai dari Kawasan Gede Bage, Padalarang, menuju Kota Baru Walini dan berakhir di kawasan Halim, DKI Jakarta.
"Sebagian besar jalurnya akan menggunakan pinggiran tol Dan kebutuhan biaya pembangunan kereta api cepat ditaksir mencapai 5,5 miliar Dolar Amerika atau sekitar Rp70 triliun. Hal ini berdasarkan hasil pra-FS yang diselesaikan oleh pihak konsultan dari China," kata dia.
Ia menambahkan sekitar 75 persen pembiayaan berasal dari China Development sedangkan 25 persen sisanya dari Equity Indonesia dari empat BUMN.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Adapun kebutuhan dananya ditaksir mencapai 5,5 miliar Dolar Amerika dengan memakan waktu pembangunan selama tiga. Saat ini kami sedang menunggu peneriban izin amdal yang prosesnya masih berlangsung di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Hanggoro, di Bandung, Selasa.
Ia mengatakan persyaratan lain yang juga sedang diproses dalam proyek Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta tersebut adalah rekomendasi dari Gubernur Jabar dan DKI Jakarta yang ditargetkan akan selesai pada April tahun depan.
"Kami targetkan pada April sudah selesai semua, jadi groundbreaking bisa dilakukan," ujar dia.
Menurut dia, rekomendasi dari Gubernur sebagai pemangku wilayah provinsi ini punya arti penting karena berisi persetujuan trase dan rekomendasi ini akan diberikan kepada Menteri Perhubungan untuk diterbitkan persetujuan penetapan trase.
"Dan alamdulillah Pak Gubernur Jabar sangat support dalam persiapan proses pembangunan kereta api cepat. Jika tanpa dukungan beliau maka engga mungkin bisa cepat tercapai," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan kereta buatan Tiongkok ini akan melintasi mulai dari Kawasan Gede Bage, Padalarang, menuju Kota Baru Walini dan berakhir di kawasan Halim, DKI Jakarta.
"Sebagian besar jalurnya akan menggunakan pinggiran tol Dan kebutuhan biaya pembangunan kereta api cepat ditaksir mencapai 5,5 miliar Dolar Amerika atau sekitar Rp70 triliun. Hal ini berdasarkan hasil pra-FS yang diselesaikan oleh pihak konsultan dari China," kata dia.
Ia menambahkan sekitar 75 persen pembiayaan berasal dari China Development sedangkan 25 persen sisanya dari Equity Indonesia dari empat BUMN.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015