Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq di Ciwidey, Kabupaten Bandung dinilai siap bahkan bisa menjadi percontohan bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa hasil pertanian masyarakat dan petani yang dikonsolidasikan melalui kopontren ini diakui untuk memenuhi syarat dan standar dalam suplai bahan baku untuk program MBG.

Baca juga: Menkop: Hasil pertanian Kopontren Al-Ittifaq Bandung bisa dukung program MBG

"Saya senang melihat aktivitas di sini. Ekosistem pertanian dan rantai pasok yang dibangun oleh Kopontren ini sudah sangat modern sehingga perlu direplikasi pada koperasi-koperasi lain di berbagai wilayah di Indonesia dalam membangun ekosistem rantai pasok bahan baku untuk program MBG," kata Budi Arie dalam keterangan di Bandung, Jumat.

Dalam catatannya, calon penerima manfaat untuk program MBG di Kabupaten Bandung ada sekitar 659 ribu orang dan di Kota Bandung sekitar 448 ribu orang.

Besarnya jumlah calon penerima manfaat ini menuntut kesiapan pasokan bahan pangan khususnya produk pertanian seperti yang diproduksi oleh Kopontren Al-Ittifaq.

"Untuk program MBG ini permintaan pasti sangat besar, maka perlu dipastikan bahwa koperasi terlibat dalam suplai chain karena koperasi punya produknya untuk didistribusikan ke Satuan Pelayanan MBG," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi juga mendorong agar Kopontren Al-Ittifaq dapat mengekspor produk pertaniannya ke daerah lain di Indonesia manakala terjadi surplus produksi, sebab diakuinya tidak semua daerah memiliki sumber daya pertanian yang mencukupi untuk program MBG.

"Kalau ada kelebihan (produksi) bisa dipasok untuk daerah lain seperti ke Jakarta, kan di Jakarta juga butuh pasokan cukup banyak, mengingat Jakarta tidak menghasilkan bahan baku untuk program MBG ini," ucapnya.

Program MBG ini resmi dimulai pada Januari 2025 mendatang, Kemenkop bakal melakukan koordinasi yang erat dengan koperasi produsen produk pertanian termasuk dengan Kopontren Al-Ittifaq, sehingga diharapkan ada jaminan pasokan bahan baku seperti beras, sayur, ayam, telor, susu dan lainnya yang merupakan produk dari koperasi.
"Kita harus utamakan produk dalam negeri karena target dalam program MBG adalah menggerakkan ekonomi rakyat. Nanti saya akan bicara dengan Al-Ittifaq untuk menyuplai semua kebutuhan yang diperlukan," kata Menkop.

Sementara itu, Ketua Kopontren Al-Ittifaq, KH Agus Setia Irawan mengaku siap menjadi bagian dalam rantai pasok bahan baku khususnya produk pertanian untuk program MBG. Saat ini produk pertanian dari para petani diserap oleh Kopontren dan didistribusikan hingga ke toko ritel modern.

Menurut dia, permintaan pasar terhadap produk pertanian yang dihasilkan sangat besar sehingga perlu upaya yang optimal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Terlebih ketika Kopontren bakal menjadi bagian dari rantai pasok untuk program MBG.

"Dengan kolaborasi bersama semua pihak Insya Allah kita bisa penuhi permintaan pasar. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi terutama untuk mendukung program MBG," kata Setia Irawan.

Baca juga: KPBS Pangalengan dinilai bisa menjadi pemasok susu dalam program MBG

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kopotren Al-Ittifaq Ciwidey percontohan pemenuhan pasokan makan gratis

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024