Antarajabar.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) mendorong keseimbangan deposito atau dana mahal dengan "current account and savings account" (CASA) atau dana murah.
         
"Perseroannya menargetkan komposisi dana pihak ketiga (DPK) antara deposito dan dana murah dapat berimbang. Kami targetkan dapat meningkatkan CASA hingga mencapai 55 persen," kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan di Bandung, Selasa.
        
Menurut Irfan, pihaknya meningkatkan kerja sama kelembagaan dengan sejumlah institusi seperti yang terbaru yaitu Taspen dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kantor Wilayah Jawa Barat.
        
Dia menyampaikan tabungan menjadi prioritas karena menurutnya besarnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank salah satunya dapat diukur melalui besarnya portofolio tabungan dan jumlah transaksi yang dilakukan.
        
"Namun demikian giro dan deposito pun tetap harus tumbuh untuk keseimbangan komposisi dana," katanya.
         
Untuk menarik minat nasabah  terus meningkatkan tabungan dan transaksi keuangannya bank itu menyiapkan program peningkatan loyalitas nasabah serta hadiah langsung, di samping secara internal perseroan terus meningkatkan layanan.
        
"Produk terus dikembangkan sehingga meningkatkan value yang dapat dirasakan oleh para nasabah. Dengan luasnya jaringan yang kami punya dihampir seluruh kota besar di Indonesia, masyarakat pun dapat menilai bahwa bank bjb semakin dapat diandalkan dan dipercaya," kata pria berkacamata itu.
        
Terkait fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Ahmad Irfan menyampaikan perseroannya tidak terlalu terpengaruh karena eksposur kredit maupun komposisi DPK dalam bentuk valuta asing, khususnya dolar AS, jumlahnya sangat kecil.
        
Adapun terkait keputusan Bank Indonesia menjaga tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di tengah adanya desakan untuk menurunkan BI Rate, pihaknya mempercayai kebijakan BI telah mempertimbangkan berbagai faktor dari sisi internal maupun eksternal.
        
"Tentunya kami berharap keputusan yang diambil dapat memberikan angin segar bagi kami sebagai pelaku industri perbankan. Saat ini kami pun sedang mengurangi deposito atau dana mahal secara bertahap dan meningkatkan CASA," katanya.
        
Terkait bisnis intermediasinya, Ahmd Irfan menyatakan perseroannya saat ini memiliki tingkat likuiditas yang cukup sehat, sebagai buah dari terjaganya keseimbangan antara penyaluran kredit dan penghimpunan (DPK).
        
"Di sisi penyaluran dana atau kredit, gencar melakukan penetrasi melalui skema kerjasama linkage dengan BPR. Di sisi lain, kami terus meningkatkan DPK dengan mengutamakan dana-dana murah," katanya.
        
Bank Pembanguna Daerah yang berkantor pusat di Jalan Naripan Kota Bandung itun menargetkan pada tahun 2015 rasio tersebut dapat menyentuh 90 persen hingga 92 persen, di mana per Agustus 2015 perseroannya mencatat tingkat loan to deposit ratio (LDR) berada di level 73 persen.
        
Menurut dia, potensi yang sedemikian besar baik yang berasal dari institusi maupun perorangan, terus digali bank bjb dengan melakukan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dengan pihak-pihak tersebut.
        
"Terus kami gali kerjasama yang bersifat business to government maupun business to business seiring dengan langkah kami dalam mengembangkan kualitas layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," katanya.
        
Berdasarkan data kinerja Bank BJB , dari total DPK per Juni 2015 yang mencapai Rp77,3 Triliun, 49 persennya adalah dana murah (CASA).
        
"Kami optimistis angka ini akan semakin meningkat di akhir 2015 mendatang," kata Ahmad Irfan menambahkan.

    

    

    

Pewarta: Syarif

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015