Antarajabar.com - Lewat ide dan tangan  sepasang kekasih yang ingin membuka usaha untuk modal nikah, Abang Pulut berkembang sebagai pelopor kuliner tambul pertama dan menjadi populer di Kota Cimahi.

Sebenarnya tempat jajan kuliner jenis tambul, yaitu yang menjajakan makanan ringan ala makanan penutup atau "dessert" sudah banyak di Bandung. Tapi, menurut Handri Palta, pendiri Abang Pulut, warung jajanan seperti itu masih langka di Kota Cimahi.

"Kami ingin membangun citra kuliner baru karena kuliner di sini saya rasa gitu-gitu saja," kata Handri Palta.

Ketika memulai usaha kuliner tambul itu, Handri dan Lingga merupakan sepasang kekasih yang siap berumah tangga dan mereka berdua masih bekerja di tempat kerja berbeda.

Mereka kemudian memilih berjualan di kantor Pemkot Cimahi. Ikon Kota Cimahi itu diharapkan bisa menjadi jalan bagi munculnya tempat jajanan mereka itu sebagai citra kuliner baru, yang berbeda dengan kuliner yang sudah ada.
 
Nama Abang Pulut ini  memiliki filosofi, yaitu diambil dari Bahasa Melayu, pulut, yang artinya ketan. Maka produk utama yang dikeluarkan dari Abang Pulut ini adalah pulut mangga, pulut durian dan beberapa minuman. Namun, produk yang dikeluarkan dan diproduksi baru 50 persen. 

Menu yang diandalkan Abang Pulut ini adalah "coconut with ice cream", yaitu tambul  yang disajikan dengan batok kelapa kemudian diisi dengan pilihan rasa es krim. Penganan itu dilengkapi dengan berbagai keratan buah, seperti mangga, leci, dan stroberi. Handri dan Lingga juga membuat fla secara khusus, sehingga rasa tambul buatan mereka menjadi khas.

Mereka juga menyedeiakan sop duren yang bisa ditambah berbagai buah-buahan.  

Salah satu yang juga menjadi pembeda Abang Pulut dengan kuliner "dessert" lainnya adalah cara penyajian yang "high class" namun tetap dengan harga yang merakyat. Kisaran harganya  mulai dari Rp 12 ribu sampai Rp 22 ribu. Abang Pulut buka dari pukul 18.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. 

Semangat dan percaya

Handri mengatakan, awal membuka kuliner ini hanya iseng untuk mengisi waktu luang sore hari sehabis pulang bekerja. Di samping itu, terdapat tujuan yang mulia yaitu untuk modal pernikahan. "Maka dengan Bismillah, Abang Pulut ini bisa berkembang," katanya.

Awalnya, Hendri dan Lingga  mendorong gerobak dari tempat penitipan roda ke tempat berjualan yang berjarak 500 meter. Seiring berjalannya waktu, Abang Pulut  berkembang dengan pesat hingga bisa menyewa sebuah ruko seharga Rp 8 juta per tahun.

“Dulu tempatnya masih kurang representatif, sekarang kita sudah menyewa ruko di atasnya tempat yang dulu awal mula berjualan," katanya. 
Handri menyatakan, desain warungnya masih belum 50%. Pada waktu  mendatang, dia akan mengubah konsep, yang antara lain memindahkan gerobak ke dalam ruko. "Dan pastinya dengan konsep yang lebih baik lagi,” katanya 

Dari hobi makan dan jalan-jalan ke luar kota, Handri juga  terinspirasi dengan ide desain lalu ia menuangkannya ke dalam konsep pasar  makanan maupun tempatnya yang unik.

Walaupun rukonya terkesan, dia mengaku senang karena  tetap ramai pembeli  etiap harinya. Dalam sehari,  Abang Pulut dapat menarik sekitar 50 pembeli dan sekitar 1.000 pembeli per bulannya. 

Di samping keberhasilan yang sekarang telah didapatkan, Handri bercerita tentang   hambatan yang pernah dirasakan saat memperkenalkan produknya yang ketika itu belum dikenal orang. Menurut dia, perlu kesabaran untuk mengenalkan orang mengenai tambul yang dia jajakan. 

"Pertama pembeli per hari cuma 3 orang, masih banyak juga orang yang bilang di Cimahi ‘mah’ jangan jualan makanan yang aneh-aneh yang biasa-biasa aja," katanya. 

Tapi saya sudah mempunyai "feeling" bahwa suata saat Abang pulut bakal ngetren  di Cimahi. "Dan ternyata benar. Alhamdulillah sekarang pengikutnya sudah banyak. Malah sekarang-sekarang di Cimahi banyak juga yang jadi buka usaha dessert,” katanya

Seorang penikmat tambul di Abang Pulut memberikan alasan hingga dia menjadi penyuka. 

“Makanannya unik di cimahi baru ada. Makanannya enak banget. Toppingnya banyak,” Kata Nur, satu pelanggan.

Pemasaran Abang Pulut masih mengandalkan dari mulut ke mulut dan kepuasan pembeli. Juga tentu saja lewat media sosial, yaitu  Instagram.

Pewarta: Selika

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015