Antarajabar.com -  Permainan tradisi yang biasa diadakan untuk memeriahkan HUT RI, seperti tarik tambang, lomba bakiak, balap karung, panjat pinang dan sejenisnya membentuk moral dan jati diri bangsa karena dapat mengimbangi pengetahuan anak, kata Pendiri Komunitas Hong M Zaini Alif di Bandung, Sabtu.

"Adanya permainan tradisional tersebut dapat mengimbangi segi pengetahuan modern atau dikenal permainan menggunakan tekhnologi canggih dengan pengetahuan budaya domestik seperti nilai-nilai budaya Indonesia, toleransi dan empati," kata Zaini Alif.

Dia mengatakan permainan tradisional sangat penting karena sebagai media yang mentransmisikan moral bangsa dengan berdasar pada kebudayaan asli Indonesia, selain itu mempersatukan berbagai kalangan dan membangun kerja sama serta bermain dengan kesenangan bukan kemenangan.

Permainan tradisional khas HUT Kemerdekaan RI bermula pada saat Ratu Belanda Wilhelmina yang selalu mempertontonkan ketangkasan lewat perlombaan dalam pestanya dan tradisi tersebut diadopsi oleh masyarakat Indonesia.

"Permainan tradisional tidak seluruhnya asli dari Indonesia, ada beberapa yang diadopsi dari luar negeri diantaranya permainan `oray-orayan` selain di Indonesia juga ada di Belanda dan permainan congklak di Arab," katanya.

Dia mengatakan jangan mempermasalahkan permainan itu asli dari indonesia atau bukan, tapi jadikanlah permainan itu sebagai media pendidikan melestarikan tradisi bangsa Indonesia. Menciptakan suka cita HUT RI dengan permainanan tradisional dan mentransmisikan budaya bangsa ke generasi selanjutnya.

Meskipun Permainan tradisional berpotensi membentuk jati diri bangsa kondisinya saat ini terengah-engah karena tanpa dukungan dari berbagai kalangan termasuk media. Sementara kondisi permainan modern berkembang cepat karena didukung dan tingginya animo masyarakat.

"Upaya yang dilakukan oleh kami sebagai komunitas hong dengan menggelar olimpiade, festival dan mengenalkan permainan tradisional Indonesia ke dunia dan hingga kini kita sudah memperkenalkan ke beberapa negara seperti Prancis dan Jepang. Sehingga Indonesia bisa jauh di kenal tradisinya," katanya.

Selain itu, Komunitas Hong menyediakan pelataran bermain, perlengkapan permainab seperti bakiak, enggrang dan data permainan tradisional yang diperuntukkan bagia setiap kalangan yang ingin belajar dan memperdalam pengetahuan permainan tradisional.

Data itu menurut dia antar kain didapat dari Siksakandang Karesian yang merupakan literatur pada abad 14 diantaranya memuat permainan tradisional dan kawih.

"Naskah tersebut seperti ensiklopedia yang memuat istilah-istilah permainan tradisional Indonesia. Pada zamannya dulu namanya bukan permainan melainkan "pamaceuh". Dalam merayakan HUT ke-70 RI Komunitas Hong akan menggelar pameran peralatan permainan tradisional pada Minggu (16/8) dan memainkan permainan tradisional pada Senin (17/8) di Bintaro Expo" katanya. 

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015