Presiden RI Joko Widodo mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang terjadi sejak Senin (23/9) dan telah mengakibatkan korban tewas mencapai 500-an orang.

"Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon," ucap Presiden memberikan keterangan pers di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Rabu, sebagaimana rekaman suara yang diterima di Jakarta.

Untuk itu, Presiden Jokowi meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga semua negara untuk memberikan respons cepat atas serangan Israel tersebut agar tidak menimbulkan korban lebih banyak lagi.

"Kita mengajak semua negara dan juga PBB untuk memberikan respons yang cepat agar tidak semakin banyak korban lagi yang terjadi atas serangan-serangan Israel," ucap Presiden.

Presiden Jokowi juga telah menghubungi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi perihal rencana pemulangan warga negara Indonesia yang berada di Lebanon.

"Saya sudah telepon Bu Menlu, itu juga dalam proses," kata Presiden.

Sebelumnya, Menlu Retno Marsudi juga telah memberikan respons atas serangan udara Israel ke Lebanon yang dilancarkan sejak Senin (23/9) dan berlanjut pada Selasa (24/9).

Hal itu disampaikan Menlu Retno di sela kegiatan Sidang Ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (24/9) waktu setempat.

"Kita melihat situasi ini dan kita mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang mengakibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk anak-anak," kata Retno.

Dalam laporan pemerintah Lebanon, dikutip dari Reuters, hingga Selasa, angka kematian korban mencapai 558 orang dengan seribu lebih orang mengalami luka-luka.
Serangan ini, menurut Retno, menambah ketegangan di tengah situasi di Timur Tengah yang menghadapi krisis kemanusiaan.

"Terutama karena atrocities, kekejaman yang terus dilakukan oleh Israel kepada bangsa Palestina. Kekerasan serta agresi seperti ini tidak boleh menjadi sebuah new normal," kata Menlu menegaskan.


Ribuan mengungsi


Sementara itu, sedikitnya 27.000 warga terpaksa mengungsi dari Lebanon selatan dan wilayah Bekaa ke sejumlah tempat penampungan sementara akibat serangan militer Israel, kata Menteri Lingkungan Hidup Lebanon, Nasser Yassin, pada Selasa (24/9).

Dalam konferensi pers setelah mengunjungi beberapa tempat penampungan, Yassin menjelaskan tentang kerusakan di kota-kota selatan, pinggiran selatan Beirut, dan bagian lain dari negara tersebut, yang memaksa puluhan ribu warga menyelamatkan diri ke daerah yang lebih aman.

Yassin mencatat bahwa sekitar 252 sekolah pemerintah di seluruh Lebanon telah beralih fungsi menjadi tempat penampungan sementara bagi penduduk yang mengungsi.

Ia menyampaikan bahwa 27.000 warga dari wilayah selatan dan Bekaa menyelamatkan diri ke tempat penampungan terbuka di seluruh Lebanon akibat serangan bertubi-tubi Israel.

Dalam 24 jam terakhir, upaya untuk mendistribusikan bantuan pokok, paket kebersihan, dan makanan bagi sekitar 20.000 warga yang mengungsi telah dimulai, tambahnya.

Tentara Israel telah melancarkan gelombang serangan udara mematikan di Lebanon sejak Senin (23/9) pagi, mengakibatkan hampir 560 korban tewas, termasuk 95 wanita dan 50 anak-anak, serta melukai 1.835 orang, menurut Menteri Kesehatan, Firas Abiad.

“Kebanyakan korban dalam serangan Israel sejak Senin pagi adalah warga sipil yang tidak bersenjata di rumah mereka. Ini membantah tuduhan pihak Israel tentang penargetan para pejuang,” ujarnya.

Hizbullah dan Israel telah terlibat perang lintas batas sejak awal serangan Israel ke Jalur Gaza.

Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 41.400 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Komunitas internasional telah memperingatkan tentang serangan di Lebanon, karena hal ini dapat memperluas konflik Gaza secara regional.

Sumber: Anadolu



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi kutuk keras serangan Israel ke Lebanon

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024