Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dalam rangka mengendalikan inflasi khususnya inflasi pangan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan program GPM ini sangat membantu masyarakat luas dalam pemenuhan pangan sebagai kebutuhan dasar.

"Seperti yang Bapak Presiden RI sering sampaikan bahwa Pemerintah harus selalu hadir di tengah masyarakat untuk memastikan bahwa pangan tersedia sepanjang waktu, merata di setiap wilayah dengan harga terjangkau. Dengan adanya kegiatan GPM itu kalau kita tarik dari hulunya para petani ternak sudah ada standby buyer," ujar Arief, di Jakarta, Sabtu.

Kemudian di hilir masyarakat luas, katanya lagi, mendapat bahan pangan yang terjangkau. Jadi ini ekonominya bergerak, sehingga sedulur petani peternak, pedagang, dan konsumen mendapat harga yang baik dan wajar.

Badan Pangan Nasional mengajak seluruh pemangku kepentingan pangan, baik pusat maupun daerah untuk mendukung upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan sebagaimana arahan Presiden RI, agar terwujud harga yang wajar di hulu maupun di hilir.

"Selain menciptakan ekosistem pangan yang baik dari hulu hingga hilir, GPM ini juga menjadi instrumen yang mendorong pengendalian inflasi. Volatile food ini kita jaga agar inflasi tidak lebih dari target 2,5 persen plus minus 1, sehingga dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen, kita punya volatile food bisa di bawah 5 persen itu akan sangat baik," kata Arief.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi nasional pada bulan Juli 2024 berada di angka 2,13 persen (year on year/yoy), turun dari bulan Juni 2024 sebesar 2,51 persen. Untuk inflasi volatile food pada Juli 2024 sebesar 3,6 persen menurun dari bulan sebelumnya di angka 5,9 persen.

Beras menjadi salah satu komoditas penyumbang utama andil inflasi (yoy) sebesar 0,47 persen. 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bapanas sebut Gerakan Pangan Murah instrumen kendalikan inflasi pangan

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024